SOLOPOS.COM - Kegiatan Seminar Nasional Perlindungan Anak yang digeklar di UIN Salatiga, Rabu (3/8/2022). (Istimewa)

Solopos.com, SALATIGA — Salah satu prinsip dalam mendidik anak atau parenting adalah anak tidak pernah salah. Lantas apa yang harus dilakukan orang tua bila anak melakukan kesalahan?

Rektor IAIN Ponorogo, Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag., menyampaikan salah satu prinsip yang harus dipegang adalah anak tidak pernah salah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya meyakini bahwa menjadi orang tua artinya adalah harus bisa mengalah dan tidak egois. Jika kita menyaksikan ada yang salah dengan anak, jangan langsung marah. Cari tau apa yang sebenarnya terjadi, dan cobalah untuk melihat dari perspektif anak,” kata Evi dalam Seminar Nasional Perlindungan Anak dari Kekerasan Seksual yang digelar Pusat Studi Gender Universitas Islam Negeri atau UIN Salatiga di Auditorium Gedung KH. Hasyim Asy’ari, Rabu (3/8/2022).

Evi menambahkan kekerasan dalam bentuk apa pun tidak dibenarkan untuk dilakukan, apalagi kepada anak-anak.

“Kekerasan baik verbal maupun aksi tidak seharusnya terjadi, apalagi pada anak-anak. Yang perlu diingat adalah anak selalu meniru apa yang kita kerjakan. Jadi jika kita ingin anak kita berkelakuan baik, kita juga harus mencontohkan mereka untuk melakukan hal-hal yang baik,” lanjut dia.

Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Anak Nasional. Sedangkan Direktur Eksekutif Yayasan Pulih, Yosefin Dian, M.Si., mengatakan masyarakat sering menghakimi dan memberi label buruk pada korban kekerasan seksual.

Baca Juga: Psikolog: Peran Orang Tua Sangat Penting Cegah Pelecehan Seksual Anak

Padahal anak sebagai korban kekerasan seksual sebenarnya tidak bisa menolak kejahatan yang dilakukan pelaku kepadanya.

“Korban kekerasan seksual biasanya mengira dirinya adalah penyebab, sehingga mereka seringkali merasa takut untuk bercerita karena menganggap orang tua akan marah dan sedih jika mengetahui sang anak telah menjadi korban kekerasan seksual,” jelas dia.

Yosefin menilai pendidikan seks harus dilakukan sejak usia dini. “Mulai dari hal kecil dan sederhana seperti mengajari anak mengenai nama yang tepat untuk organ seksnya. Saat anak bertanya, jawab dengan lugas, terbuka, dan jujur. Hal itu akan memudahkan diskusi selanjutnya saat mereka beranjak lebih besar,” papar dia.

Dia juga menekankan pentingnya mengajari anak untuk kritis dan tidak pasrah menerima. “Sejak kecil anak harus diajari untuk mengabil keputusan agar kelak mereka bisa kritis dan bisa menata hidupnya secara mandiri,” pungkasnya.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa 1.000 Hari Pertama Kehidupan Sangat Penting bagi Anak

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat UIN Salatiga, Prof. Irfan Helmy, Lc., dalam pembukaannya mengatakan UIN Salatiga siap bermitra dan berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pemahaman mengenai kesetaraan gender dan perlindungan anak.

“Semoga seminar nasional yang diisi oleh Rektor IAIN Ponorogo, Dr. Hj. Evi Muafiah, M.Ag., dan Direktur Eksekutif Yayasan Pulih, Yosefin Dian, S.Psi., M.Si. ini dapat memberi manfaat. Saya berharap ilmu yang disampaikan para pemateri dapat diterima dengan baik,” lanjutnya.

Kepala PSGA UIN Salatiga, Dr. Muna Erawati, M.Si. menegaskan kegiatan itu bertujuan untuk mengajak masyarakat agar bisa melindungi anak-anak dari kejahatan, utamanya tentang seksual.

Baca Juga: Cara Dukung Minat Anak Jadi Gamer Tanpa Imbas Kecanduan Gadget

Selain seminar nasional, pada kesempatan tersebut juga diadakan penandatanganan Nota Kerja Sama antara UIN Salatiga, DWP Kota Salatiga, DWP Kemenag, dan DP3APPKB, serta Yayasan Pulih dalam rangka mengurangi tingkat kekerasan seksual di masyarakat, khususnya di Kota Salatiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya