SOLOPOS.COM - Pantai Sembukan di Desa/Kecamatan Paranggupito, Wonogiri, Kamis (18/2/2021). (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI – Kecamatan Paranggupito di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, merupakan satu-satunya wilayah di Soloraya yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Kawasan Wonogiri ini juga berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur yang disebut memiliki potensi gempa besar dan tsunami hingga 29 meter.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, mengatakan warga Wonogiri, khususnya di daerah pesisir selatan, perlu meningkatkan kewaspadaan seiring adanya informasi potensi gempa dan tsunami dari BMKG di selatan pantai Jatim.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Berdampak signifikan atau tidaknya tergantung titik pusat gempa itu. Kalau titik gempa berada di perbatasan wilayah bisa fatal. Maka kesiapsiagaan warga harus ditingkatkan," kata dia saat dihubungi Solopos.com, Sabtu (5/6/2021).

Baca juga: Ngeri! Dampak Tsunami Wonogiri Berpotensi Seperti Tsunami Aceh 2004

Kajian Potensi Tsunami

Jika bencana itu terjadi, maka dampaknya akan dirasakan warga Wonogiri, khususnya yang berada di wilayah pesisir tepanya di Kecamatan Paranggupito. Meski demikian, gempa dan tsunami di selatan pantai Jatim yang disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bukanlah suatu prediksi yang pasti, melainkan kajian potensi yang patut diwaspadai, mengingat bencana alam adalah peristiwa yang tidak bisa diprediksi secara pasti kapan terjadi.

Mengingat potensi bencana tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri rutin menggelar latihan penanggulangan bencana, khususnya di kawasan Paranggupito yang berada di pesisir pantai selatan.

"Sebagai langkah antisipasi, kami sudah menggelar gladi lapang penanggulangan bencana di pantai-pantai Paranggupito. Kami memaksimalkan pengetahuan dan kearifan lokal dalam mengantisipasi bencana tersebut. Salah satu contohnya adalah memperhatikan gejala tsunami yang ditunjukkan dengan fenomena menyusutnya air laut. Jika itu terjadi harus segera lari ke tempat yang tinggi," jelas Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, seperti dikutip dari Detik.com.

Baca juga: Pesona Desa Wisata Ketenger Banyumas, Serasa Piknik di Swiss dengan Kearifan Lokal

Bentang Alam Paranggupito

Berdasarkan peta zona kerentanan gerakan tanah Kabupaten Wonogiri, wilayah di Kecamatan Paranggupito masuk kategori zona kerentanan gerakan tanah rendah dan menengah.

Jarak antara bibir dengan permukiman penduduk di sekitar Pantai Nampu Wonogiri sekitar 500-600 meter. Hal ini setidaknya memberikan gambaran kerusakan besar yang akan terjadi jika wilayah Wonogiri disapu tsunami besar setinggi 29 meter meskipun dikelilingi tebing setinggi 20-30 meter.

Tsunami yang berupa gelombang dahsyat air laut yang naik ke daratan itu biasanya diawali atau dipicu dengan gempa bumi.

Baca juga: Kuliner Unik di Warung Miring Wonogiri: Mi Ayam Nampol & Es Asem Segar

Sejumlah hasil penelitian mengungkapkan akses menuju kawasan pesisir pantai di Paranggupito, Wonogiri, cukup sulit diakses. Jalanan di wilayah tersebut cenderung sempit dengan kondisi kurang baik serta memiliki tikungan tajam dan tanjakan.

Bahkan beberapa wilayah pesisir di Wonogiri tidak bisa diakses dengan kendaraan bermotor. Hal ini karena beberapa tempat hanya dapat diakses dengan melalui jalan setapak saja karena karakter khas tanah karst di bagian selatan Wonogiri termasuk Kecamatan Paranggupito yang berkapur dan terjal.

Daerah Wonogiri bagian selatan tidak terpisahkan dari kehidupan prasejarah di kawasan Gunung Sewu yang membentang dari wilayah Kabupaten Gunungkidul, DIY, Pacitan, Jawa Timur, dan Wonogiri, Jawa Tengah, yang berstatus sebagai geopark dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya