SOLOPOS.COM - Atlet National Paralympic Committee mencium bendera saat dikukuhkan dan dilepas oleh Menpora Imam Nahrawi di hotel Lor In Colomadu, Karanganyar, Jumat (2/9). Para atlet NPC tersebut akan membela Indonesia dalam Paralimpiade di Rio De Janeiro, Brazil pada (7-18/9) mendatang. (JIBI/SOLOPOS/ Sunaryo Haryo Bayu)

Paralimpik 2016 telah digelar.

Harianjogja.com, JAKARTA — Seorang atlet yang bertanding di paralimik –olimpade bagi penyandang difabel– mengaku bersyukur karena pemerintah telah memperlakukan sama dengan atlet olimpiade.

Promosi Selamat Datang Kesatria Bengawan Solo, Kembalikan Kedigdayaan Bhineka Solo

“Pak Presiden dan Pak Menteri sudah menyamakan atlet paralimpik dengan olimpiade. Itu sudah sangat luar biasa buat kami. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih,” kata peraih medali perunggu Paralimpik 2016 Brasil, Ni Nengah Widiasih (Widia) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/9/2016).

Widia hari ini bersama delapan atlet yang bertanding di Paralimpik 2016 serta Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi diterima oleh Presiden Joko Widodo. Mereka tiba di Jakarta, Rabu (21/9) malam.

Ekspedisi Mudik 2024

Pemerintah akan memberikan bonus bagi semua peraih medali Olimpiade 2016 dan Paralimpik 2016 di Brasil yakni medali emas Rp5 miliar, perak Rp3 miliar dan perunggu Rp1 miliar.

Widia menjadi satu-satunya atlet yang meraih medali di Paralimpik 2016 dengan menyabet perunggu pada angkat berat putri kelas 41 Kg. Dengan prestasi itu, Widia akan menerima bonus Rp1 miliar, tunjangan hari tua Rp10 juta per bulan seumur hidup.

Namun, dia bertekad akan berprestasi lebih baik di Paralimpik 2020 di Tokyo, Jepang selain tetap akan terus berlatih karena sejumlah agenda perlombaan angkat berat sudah menanti.

“Mohon maaf jika belum bisa maksimal. Hanya ini yang bisa kami berikan kepada Indonesia. Ke depannya semoga kami bisa lebih baik lagi karena masih ada Tokyo 2020. Semoga 2020 bisa lebih baik,” katanya sambil memegang medali perunggu.

Ia mengatakan pada 2017, sejumlah event yang akan menanti adalah Paragames 2018 di Indonesia, kejuaraan dunia di Meksiko 2017 dan Paralimpik 2020 di Tokyo.

“Saya akan terus latihan,” katanya didampingi Imam Nahrawi.

Dia mengaku mendapatkan pengalaman sangat luar biasa karena bisa bertemu dengan atlet dunia lain di Paralimpik 2016.

“Tantangan terberat adalah lawan yang sangat berat. Karena saya sudah beberapa kali dengan lawan-lawan saya, saya sudah tahu kekuatan mereka. Saya memang harus ekstra hari-hati dengan permainan mereka,” ujarnya.

Tentang hadiah yang direncanakan akan diberikan akhir Oktober 2016 ini bersamaan dengan para peraih medali Olimpiade 2016, Widia mengatakan sebagian akan diberikan kepada orang tua yang terus memberikan dukungan sebagai atlet angkat berat dan sebagian akan dipakai sebagai modal usaha.

Selain Widia, atlet Paralimpik 2016 Brasil yang diterima Presiden hari ini adalah Siti Mahmudah (angkat berat) Setyo Budi Hartanto (atletik), Abdul Halim Dalimunte (atletik), Agus Ngaimin (renang), Jendi Panggabean (renang), Syuci Indriyani (renang), Marinus Melianus Yowey (renang) dan David Jacob (tenis meja).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya