SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SRAGEN — Kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Bangunsari, Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, dikeluhkan warga sekitar dan pengguna jalan. Sampah di TPS tersebut kerap meluber hingga menutup separuh badan jalan.

Pantauan Solopos.com di TPS yang berlokasi di sebelah barat Mako Batalyon Infanteri (Yonif) 408/Suhbrasta itu, Selasa (29/1/2019) sekitar pukul 10.00 WIB, sampah meluber hingga menutup garis putih pemisah lajur di tengah jalan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Akibat luberan sampah itu, jalan antarkampung tersebut tak bisa dilintasi kendaraan roda empat bersimpangan dari dua arah berlawanan. Tidak hanya menutup separuh jalan, aroma menyengat dari sampah tersebut juga mengganggu kenyamanan warga sekitar dan pengguna jalan.

Selain sampah rumah tangga, daun dan ranting pepohonan juga menumpuk di lokasi itu. “Hampir setiap hari kondisinya seperti itu. Tadi pukul 09.00 WIB, sudah ada petugas yang membersihkan. Tapi, tak lama kemudian sampah sudah menumpuk lagi,” jelas Ari Suhartono, 55, warga Kampung Bangunsari, Kelurahan Sragen Kulon, saat ditemui di lokasi.

Ekspedisi Mudik 2024

Ari menambahkan sampah-sampah itu tidak hanya dari warga sekitar. Banyak pengguna jalan bukan warga sekitar yang membuang sampah di TPS itu.

Ari menjelaskan luberan sampah makin parah bila hujan tiba. Sampah yang meluber ke permukaan jalan tersebut bisa berserakan ke mana-mana setelah terbawa aliran air hujan. Kondisi tersebut sangat mengganggu pengguna jalan dan warga sekitar.

“Mestinya ada solusi atas masalah ini. Mungkin intensitas pengambilan sampahnya lebih ditingkatkan atau bagaimana,” ucap Ari.

Hal senada disampaikan Suparno, 45, pengguna jalan asal Kampung Sine, Sragen Kulon, yang biasa melintasi kawasan Bangunsari. Menurutnya, keberadaan sampah yang menutup separuh dari lebar jalan tersebut sangat mengganggu dirinya.

“Kendaraan roda empat jelas harus antre melintas karena jalan di sebelah barat tak bisa dipakai setelah tertutup sampah. Sudah begitu, baunya sangat tidak enak,” ucapnya.

Ditemui di kesempatan berbeda, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sragen Nugroho Eko Prabowo mengatakan terdapat empat TPS yang belakangan overload. Salah satunya TPS Bangunsari.

Menurutnya, hal itu merupakan dampak dari penutupan dua unit TPS pada tahun lalu. Saat ini ada 12 TPS di Kota Sragen. DLH sudah tak bisa lagi membangun TPS baru di Kota Sragen.

“Bisanya di daerah pinggiran seperti Ngrampal, Karangmalang, dan Sidoharjo. Kami berencana membangun dua unit TPS dengan konsep 3R [reuse, reduce dan recycle]. Mudah-mudahan ini bisa menjadi solusi atas masalah persampahan di Sragen,” ucap Nugroho.

Nugroho menegaskan TPS hanya untuk menampung sampah rumah tangga. Selain sampah rumah tangga, termasuk dahan, ranting pohon, dan dedaunan tidak boleh dibuang ke TPS.

“Petugas kami itu terbatas. Kasihan kalau harus mengangkut dahan pohon yang besar-besar itu. Tugas mereka hanya mengangkut sampah rumah tangga, bukan dahan pohon. Jadi, warga juga harus paham masalah ini. Tidak asal buang dahan pohon ke TPS itu,” tegas Nugroho.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya