SOLOPOS.COM - TAMPIL-Siswa SMKN 9 yang tergabung dalam grub band Skeleton, tampil di acara Ajang Kreasi Seni Born to Be Shine bertema Little Pieces to Grow Up yang digelar OSIS SMKN 9 di halaman sekolah setempat, Sabtu (16/6). (Espos/Eni Widiastuti)


TAMPIL-Siswa SMKN 9 yang tergabung dalam grub band Skeleton, tampil di acara Ajang Kreasi Seni Born to Be Shine bertema Little Pieces to Grow Up yang digelar OSIS SMKN 9 di halaman sekolah setempat, Sabtu (16/6). (Espos/Eni Widiastuti)

SOLO–Parade band mewarnai Ajang Kreasi Seni Born to Be Shine bertema Little Pieces to Grow Up yang digelar Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMKN 9 di halaman sekolah setempat, Sabtu (16/6/2012).

Promosi Tenang, Asisten Virtual BRI Sabrina Siap Temani Kamu Penuhi Kebutuhan Lebaran

Grup band yang tampil antaralain band Cyclone dan Salahudin Al Ayubi dari Yogyakarta, Sorban Miracle dan Hot Afternoon dari Solo. Tak ketinggalan penampilan grup band dari SMKN 9 yaitu Sucker Punch dan Skeleton.

Ekspedisi Mudik 2024

Ketua panitia, Hafidz Agung Nugroho, mengungkapkan alasan memilih tema Little Pieces to Grow Up karena SMKN 9 ingin bergerak lebih maju dan dapat bersaing secara kompetitif dengan sekolah favorit lain di Solo.

Tak hanya penampilan grup band, pentas seni juga dimeriahkan penampilan Solo Batic Carnival (SBC), workshop mural, fingerboard competition, modern dance dan bazar. “Selain penampilan siswa SMKN 9, panitia juga mengundang beberapa band tamu untuk mengisi,” ungkapnya saat ditemui Solopos.com, di sela-sela acara.

Suatu kejadian unik terjadi saat empat siswa SMKN 9 tampil membawakan modern dance. Ketika mereka sedang menari, salah seorang guru Pendidikan Agama Islam menarik salah satu siswa yang menari berinisial E. Sementara tiga siswa lainnya tetap menari.

Ketika dimintai keterangan, Pembina OSIS SMKN 9, Budi Sutrisno, mengungkapkan siswa berinisial E ditarik untuk dimintai klarifikasi. Pasalnya siswa tersebut ketika di sekolah mengenakan jilbab. Tapi kemarin ia ikut menyuguhkan tari modern dengan pakaian seksi. Keempat siswa tersebut tampil dengan baju atasan tanpa lengan perpaduan warna hitam dan merah serta bawahan rok mini.

Budi mengungkapkan sebenarnya sebagai pembina OSIS ia sudah mewanti-wanti agar semua pengisi pentas seni menggunakan pakaian sopan. “Tadi pagi kebetulan semua guru ada acara. Kita sampai sekolah ternyata mereka sudah tampil dengan pakaian seperti itu (seksi-red),” katanya.

Koordinator modern dance yang merupakan alumni SMKN 9, Yolanda, mengungkapkan niat penari menyuguhkan tari modern, hanya untuk menghibur. “Ini kan pentas seni cukup besar, jadi kami ingin menghibur,” jelasnya. Soal pakaian penari yang seksi, ia berdalih, mereka menarikan tari modern. “Kalau tari modern, masak pakaiannya tertutup,” terangnya.

Salah seorang siswa SMKN 9, Yusufa, menyayangkan soal kostum penari tari modern yang cenderung seksi. Menurutnya tidak sepantasnya pakaian seperti itu ada di lingkungan sekolah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya