SOLOPOS.COM - MERIAH -- Para peserta kirab menyambut Munas X Asita di Solo melintasi Jalan Slamet Riyadi, Jumat (21/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

(Solopos.com) – Mengagumkan, kiranya kata itulah yang tepat disematkan pada para pelaku wisata yang terlibat dalam Kirab Budaya dan Pariwisata Nusantara dalam rangka Munas X Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (Asita), yang dihelat Jumat (21/10/2011). Jumat sore itu, mereka tak tampak seperti penampilan sehari-hari. Para pelaku bisnis wisata sengaja mengenakan berbagai busana yang mencirikan budaya dan adat Indonesia.

MERIAH -- Para peserta kirab menyambut Munas X Asita di Solo melintasi Jalan Slamet Riyadi, Jumat (21/10/2011). (JIBI/SOLOPOS/Agoes Rudianto)

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Rombongan kirab dimulai dengan para ksatria yang menunggangi kuda. Eh, ternyata mereka yang jadi para kesatria itu adalah General Manager (GM) Kusuma Sahid Prince Hotel (KSHP), Purwanto; pengelola biro wisata, Daryono, dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia Solo (BPPIS), Bambang “Benk” Mintosih.

Bagi Purwanto, menunggang kuda memang bukan hal baru. Tapi menunggang kuda selepas mengalami kecelakaan motor lebih dari sepekan lalu, tentu saja beda. Dengan kaki masih berbalut kain pengaman, dia tersenyum menyapa masyarakat yang memadati sepanjang Jl Slamet Riyadi. Tampak betapa besar niat Purwanto untuk berpartisipasi dalam perhelatan akbar insan pariwisata tersebut.

Semangat luar biasa untuk berpartisipasi juga ditunjukkan pelaku wisata lain yang menyusul di belakang barisan ksatria berkuda. Ada rombongan pegawai Roti Ganep’s yang mempertontonkan gunungan roti. Ada juga, pegawai Restoran Pringsewu yang menggelitik kuping penonton dengan memainkan musik tradisonal. Musik rancak mereka seakan mengajak warga Solo turut bergoyang.

Sementara rombongan hotel mengusung keistimewaan hotel masing-masing. Seperti Hotel Sahid Jaya yang mengusung permainan gamelan, Hotel Lorin membawa pisau tiruan raksasa, Hotel Paragon memboyong gerobak wedangan, dan Hotel Sunan yang membawa replika mi dalam ukuran besar. Mi duplikat yang tampaknya dibuat dari tambang berwarna kuning itu mencirikan salah satu promo Sunan, yakni mi ramen. Dalam kirab kemarin, Sunan juga menampilkan aksi bartender. Public Relation Manager The Sunan Hotel, Retno Wulandari, mengatakan kirab sekaligus menjadi ajang untuk mengenalkan kreasi menu baru The Sunan yang layak dicicipi. “Kirab kali ini, sengaja kami tampilkan mi ramen, khas punya Sunan Hotel,” kata dia, Jumat.

Selain hotel, restoran, dan toko roti pusat oleh-oleh Solo, kemarin pasukan prajurit Keraton, dan barisan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) juga turut memeriahkan suasana.

Tak cukup dengan itu, kirab dalam rangka Munas X Asita ini pun kian meriah dengan penampilan mencolok delegasi peserta Munas. Dengan kostum adat masing-masing daerah, duduk di dalam kereta kuda alias andong, mereka seakan menyihir masyarakat yang menunggui rombongan kirab melintas di jalan. Sayangnya, kirab kemarin sejumlah peserta telat sehingga terpaksa tidak ikut rombongan kirab. Padahal dandanan mereka istimewa, dan barang kali hanya bisa dilihat langsung pada momentum semacam ini.

Ketua DPP Asita, Ben Sukma, sendiri mengenakan busana khas Melayu. Dia sengaja mempersiapkan busana dari kediamannya untuk tampil dalam perhelatan kirab kemarin. Bagi dia, kirab yang diikuti delegasi dari 30 provinsi kemarin adalah representasi NKRI. Rasa haru menyeruak, mana kali menyadari betapa besar dan kaya Indonesia. Ben pun terlihat bersemangat mengikuti kirab. “Kirab itu luar biasa. Saya pakai busana Melayu. Warna bajunya khas, kuning, hijau dan hitam. Topinya juga beda,” ujar Ben, sesaat sebelum mengikuti kirab.

Pemberangkatan kirab berlangsung cukup singkat, hanya 30 menit. Meski singkat, masyarakat yang menikmati tontotan ini di depan Lapangan Kota Barat tampak puas. Salah satu warga, Dian, mengaku sengaja datang untuk melihat kirab. Walau rombongan kirab tak banyak dia mengaku puas. “Pesertanya cantik-cantik. Apa kuat ya pakai sepatu hak tinggi terus sepanjang jalan,” komentar dia saat melihat dandanan anak didik sekolah pramugari, sekolah wisata, serta beberapa staf hotel yang konsisten mengenakan sepatu hak tinggi saat kirab.

Tika Sekar Arum

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya