SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Bisnis Indonesia/Nurul Hidayat)

Solopos.com, JAKARTA — Setelah sempat menjadi miliarder karena mendapatkan ganti untung lahan yang digunakan untuk proyek grass root refinery (GRR) Tuban, sejumlah warga kini dikabarkan menuntut untuk mendapatkan pekerjaan dalam proyek itu.

Pada awal tahun lalu viral di media sosial (medsos) dengan video puluhan mobil baru yang dibeli oleh warga Tuban. Namun kabar terbaru kini menyebutkan bahwa mereka kini tengah memperjuangkan untuk mendapatkan pekerjaan di proyek kilang Tuban.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga yang berada di Ring 1 kilang Tuban pun akhirnya melayangkan protes ke Pertamina. Warga yang sebelumnya dijanjikan untuk mendapatkan pekerjaan, hingga kini disebut masih belum juga mendapatkan kepastian.

Baca Juga:Pertamina Hulu Rokan Operasikan 20 Rig di 2022, Ini Target Produksinya

Menanggapi hal itu, Presiden Direktur PT Pertamina Rosneft Pengolahan & Petrokimia Kadek Ambara Jaya mnjelaskan pihaknya berkomitmen untuk proaktif melibatkan tenaga lokal dalam proses pembangunan Kilang GRR Tuban.

Sampai dengan proses pembersihan lahan tahap ketiga yang diselesaikan pada 2021 lalu, kilang Tuban telah melibatkan lebih dari 300 pekerja dengan 98 persen di antaranya adalah warga lokal sekitar proyek.

Pelaksanaan pekerjaan pembersihan lahan tahap pertama hingga ketiga telah melibatkan lebih dari 600 warga sekitar proyek.

“PRPP dan Pertamina Project GRR berkomitmen merekrut pekerja yang memenuhi persyaratan dan memenuhi kompetensi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,” ujar Kadek dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Kamis (27/1/2022).

Baca Juga: Utang RI Paling Terkendali, Ini Perbandingannya dengan Negara Lain

Untuk memastikan implementasi rekrutmen tenaga kerja dengan baik dan transparan, proses rekrutmen pada 2022 didukung oleh PT Pertamina Training & Consulting (PTC). Penunjukkan PTC didasari agar proses rekrutmen dapat dilakukan secara transparan,independen, dan bebas dari intervensi.

Selain itu, PTC dinilai telah memiliki reputasi dan keunggulan teknis dalam melaksanakan perekrutan tenaga kerja sesuai ketentuan yang berlaku. Kadek menambahkan bahwa setiap tahapan proses rekrutmen diketahui oleh para pemangku kepentingan, termasuk pejabat pemerintah setempat.

“Kami terus berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat lokal seperti tahun sebelumnya. Meski demikian untuk kebutuhan tenaga kerja yang memerlukan kompetensi tertentu, kami akan melakukan seleksi sehingga nantinya akan diperoleh putra daerah sebagai calon pekerja yang sehat jasmani dan rohani, disiplin, profesional, kompeten serta berdedikasi tinggi,” ungkapnya.

Baca Juga: Waduh! Data Pelamar Kerja Anak Perusahaan Pertamina Diduga Bocor

Sebelumnya dikabarkan, warga Desa Wadung dan Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, Jawa Timur, mengaku bangkrut dan susah mencari kerja.

Padahal warga di desa tersebut sempat disebut miliarder karena menerima ganti untung dari proyek kilang minyak Pertamina. Puluhan warga pun langsung menggunakan uang tersebut dengan membeli mobil serta rumah baru.

Tak lama, sebanyak 15 mobil mengalami kerusakan karena rata-rata warga belum bisa menyetir. Kini, miliarder Tuban yang mendapat ganti rugi dari proyek Kilang Minyak Pertamina itu dikabarkan bangkrut.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya