SOLOPOS.COM - Ketua Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso Indonesia (Papmiso) Indonesia, Maryanto. (Solopos-M. Aris Munandar)

Solopos.com,WONOGIRI -- Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Indonesia berkomitmen membantu seluruh anggotaya mempunyai sertifikat halal. Hal itu dilakukan demi memberikan perlindungan terhadap para konsumen.

Untuk diketahui, Papmiso Indonesia merupakan perkumpulan para pedagang mi ayam dan bakso yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia yang mana hampir 90 persen anggotanya berasal dari Kabupaten Wonogiri.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ketua Papmiso Indonesia, Maryanto, mengatakan hingga kini masih banyak sekali warung bakso yang belum mempunyai sertifikat halal. Dari jumlah anggota sekitar 4.500 pedagang, warung yang sudah bersertifikat halal baru 40 warung.

Atas kondisi itu, kata dia, Papmiso hadir untuk membantu dan mencarikan jalan agar para pedagang atau warung bakso mempunyai sertifikat halal. Papmiso memberi edukasi kepada para pedagang untuk mengikuti perkembangan zaman.

Terlebih saat ini pada UU omnibus law disebutkan setiap produk makanan dan minuman harus menyertakan sertifikat halal.

"Cukup berat sebenarnya tugas ini. Saat ini mengurus sertifikasi halal itu susah. Kemarin saja memperpanjang hampir enam bulan. Biaya yang dikeluarkan sekitar Rp4 juta untuk setiap toko," kata dia di kawasan Sekretariat Daerah Kabupaten Wonogiri, Jumat (21/5/2021).

Maryanto mengatakan lembaga yang mengeluarkan sertifikat halal yakni Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Salah satu syarat warung bakso mendapatkan sertifikat halal yakni gilingan daging untuk bakso harus khusus dan tidak diperuntukkan melayani orang lain.

Atas dasar itu, Papmiso membuat koperasi produsen di Bekasi. Koperasi itu berfungsi mencukupi kebutuhan warung mi ayam dan bakso, seperti daging ayam, sayuran, gilingan daging bakso dan kebutuhan lainnya.

"Jadi sudah seperti pasar online. Melalui sebuah aplikasi anggota Papmiso bisa memesan kebutuhan secara online. Sudah ada daftarnya, dipesan kemudian diantar. Di koperasi itu ada penyimpanan bahan baku atau gudang. Pembayarannya juga menggunakan e-money," ungkap dia.

Saat ini, kata Maryanto, Papmiso tengah membangun proyek penggilingan daging bakso di lima pasar tradisional di daerah Bekasi. Penggilingan itu, baik dari alat dan sanitasinya sesuai dengan kriteria sertifikasi halal. Selain itu juga sesuai dengan petunjuk Badan Pengawas Obat Makanan (BPOM).

"Gilingan bakso itu khusus melayani anggota Papmiso, orang lain tidak bisa. Sehingga para pedagang nanti mudah saat mendapatkan sertifikasi halal. Tujuan kami memang itu, terbentuk sertifikasi halal secara kolektif. Pada akhirnya bisa memberi perlindungan konsumen," kata dia.

Ia mengatakan, kesadaran para anngota Papmiso untuk mendapatkan sertifikasi halal sangat tinggi. Maka Papmiso berusaha membantu. Saat ini para pengusaha bakso di Papmiso sudah diterbitkan nomor induk berusaha (NIB). Hal itu juga menjadi persyaratan sertifikasi halal.

"Dengan membentuk koperasi semacam ini bisa memperkuat ekonomi mikro dan kecil. Jika para pedagang bakso solid, tidak mudah diremehkan orang. Kami juga bekerja sama dengan sejumlah kementerian agar ketersediaan kebutuhan ada dan harganya bisa terkontrol," ujar dia.

Lebih jauh, Maryanto mengatakan di masa pandemi ini penjualan bakso di wilayah Jabodetabek, khususnya pada momen Lebaran meningkat. Sebab para warga perantauan dilarang mudik.

"Hikmah yang bisa didapat saat pandemi ini para pedagang menjadi kreatif dan mudah berinovasi. Saat ini banyak yang membuat ayam frozen, bakso frozen dan lain-lain," kata Maryanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya