SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Sragen, Suroto, memberikan apresiasi kepada perwakilan puskesmas yang memiliki inovasi dalam program pelayanan kesehatan di masyarakat dalam Pikes 2021, Sabtu (27/11/2021) malam. (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Wilayah Kecamatan Sumberlawang,  Kabupaten Sragen, memiliki topografi daerah yang berbukit dan berkelok-kelok. Kondisi ini menyulitkan warga, khususnya bagi ibu hamil, balita, remaja putri, dan warga lanjut usia (lansia) untuk mengakses fasilitas pelayanan kesehatan.

Sebagian besar kepala keluarga dan pemuda di sana banyak yang merantau, sehingga para bumil dan warga lansia tidak ada yang mengantar berobat. Persoalan tersebut menginspirasi Puskesmas Sumberlawang untuk melahirkan inovasi yang disebut Pelayanan Terpadu Keliling atau Panterling. Inovasi ini diikutsertakan dalam Pameran Inovasi Kesehatan (Pikes) 2021 yang dihelat secara virtual oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen pada Sabtu (27/11/2021) lalu.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Kepala Puskesmas Sumberlawang, dr. Rita Ernawati, menyampaikan inovasi itu muncul saat para tenaga kesehatan (nakes) Puskesmas Sumberlawang melaksanakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK).

Ekspedisi Mudik 2024

 

“Saat itulah kami menemukan betapa masih ada beberapa titik di wilayah kami yang masyarakatnya kesulitan mengakses fasilitas pelayanan kesehatan. Hal itu bukan karena jalan yang tidak baik, tetapi disebabkan topografi wilayah yang berbukit dan berkelok. Selian itu para kepala keluarga dan pemuda banyak yang boro sehingga yang tertinggal adalah ibu, anak balita, remaja putri dan manula. Sebagai akibatnya karena butuh pengantaran mayoritas remaja putri yang ada takut ketika harus mengantar bila ada yang sakit atau mengakses kebutuhan kesehatan yang lain,” jelas Rita saat dihubungi Solopos.com, Senin (29/11/2021).

Banyak warga yang menyampaikan harapan agar pelayanan kesehatan bisa lebih dekat dengan masyarakat. Warga meminta Puskesmas Sumberlawang yang mendatangi warga dalam memberikan pelayanan kesehatan.

“Kami berdiskusi dengan teman-teman di puskesmas. Dari harapan masyarakat itulah kami menemukan inovasi yang kami namakan Panterling. Dalam kegiatan itu kami memberikan tiga pelayanan, yakni pelayanan kesehatan ibu hamil dan pelayanan KB, pelayanan kesehatan remaja dan lansia, dan pelayanan pemantauan tumbuh kembang balita,” terangnya.

Rita membawa harapan itu ke forum desa dan lintas sektoral di tingkat kecamatan. Rita menyampaikan respons desa dan kecamatan luar biasa sehingga ikut mendukung dan membantu dalam menyiapkan fasilitas tempat, yakni rumah warga dijadikan tempat pelayanan. Inovasi itu yang kini menjadi solusi bagi masyarakat Sumberlawang.

Berkat Panterling, lanjut Rita, program-program lainnya pun bisa berjalan dengan baik. Seperti capaian pemantauan pertumbuhan balita, kesehatan ibu dan anak, pelayanan hipertensi, pelayanan KB, pelayanan kesehatan remaja, dan capaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Kepala Dinkes Sragen, Hargiyanto, menyebut semua puskesmas di Sragen memiliki inovasi masing-masing dan sudah terimplementasi dengan baik. Dia meminta semua inovasi itu terdata dan terdokumentasikan dengan baik.

“Kami berharap setiap program di puskesmas itu ada inovasinya sehingga lebih memudahkan pelayanan ke masyarakat. Inovasi itu diharapkan bisa dilomba di tingkat provinsi dan bahkan nasional,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya