SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MAGETAN — Sadikun, pria lanjut usia yang hidup sebatang kara di rumah reyot di RT 005/RW 002, Desa Sempol, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memiliki semangat hidup tinggi.

Meski kondisi badannya sudah membungkuk, Mbah Sadikun pantang meminta-minta. Bapak dua anak itu tidak mau berpangku tangan untuk mendapatkan sesuap nasi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pria berusia 87 tahun itu pun menceritakan saat masih muda aktif sebagai anggota pertahanan sipil (hansip) di Kabupaten Magetan. Ia mengaku kerap ikut operasi pengamanan kegiatan baik yang digelar pemerintah maupun masyarakat.

“Saya dulu itu hansip. Sejak zaman Pak Harto [Presiden Soeharto]. Saya biasanya mengamankan kegiatan-kegiatan pemerintahan dan desa,” ujar dia saat berbincang dengan Madiunpos.com di rumahnya, Rabu (23/1/2019).

Namun, lantaran usianya sudah tidak muda dan kondisi kesehatannya menurun Sadikun melepas “baju kebesarannya” dan pensiun sebagai anggota hansip. Meski demikian, ia kerap diminta tetangga untuk ikut pengamanan dalam kegiatan desa.

Menjadi pensiunan hansip, Sadikun memang tidak memiliki dana pensiun karena memang statusnya bukan pegawai negeri. Untuk memenuhi kebutuhan hariannya, pria yang usianya sudah senja itu tetap banting tulang untuk mendapatkan uang.

Pekerjaan kasar seperti buruh tani dan buruh serabutan untuk membersihkan rumah terus ia lakoni. Prinsipnya, ia harus terus bekerja.

“Saya penghasilannya itu tidak besar. Kadang saat bekerja bersih-bersih rumah itu dikasih Rp25.000. Itu untuk makan,” ujar pria yang telah lama ditinggal meninggal oleh sang istri.

Meski tinggal di rumah yang menurut sebagian besar orang kurang sehat, Sadikun mengaku jarang sakit yang harus sampai dirawat di rumah sakit. Sakitnya paling hanya meriang dan pusing. Terkadang juga persendian karena usianya renta.

Untuk menjaga kesehatan tubuhnya, Sadikun mengaku setiap hari harus terus bergerak. Makanya ia memilih beraktivitas lebih banyak di luar rumah dengan bekerja. Selain itu, ia rutin memakan cabai mentah tanpa perantara makanan apa pun.

Menurut dia, cabai mentah ini bisa meningkatkan daya tahan tubuh. “Saya biasanya makan cabai mentah delapan butir. Itu makannya jangan pakai makanan apa pun,” jelasnya.

Sadikun mengaku saat ini kondisi fisiknya memang semakin melemah. Ia sendirian tinggal di rumah reyot tersebut.

“Anak saya kadang ke sini juga ngasih uang ke saya. Tapi uangnya saya kasihkan kan lagi ke anak-anaknya buat jajan. Soalnya anak saya kan menghidupi anak-anaknya. Kalau saya kan tidak. Saya tinggal sendiri,” terang Sadikun.

Tetangga Sadikun, Sumanto, 57, mengatakan Sadikun saat masih muda bertugas sebagai hansip dan dieknal giat dalam kegiatan masyarakat.

Dia menjelaskan warga sebenarnya kasihan terhadap kondisi Sadikun. Untuk itu, terkadang warga memberikan pekerjaan kepada Sadikun supaya untuk menghasilkan uang.

“Orangnya ga mau menerima uang kalau ga kerja dulu. Jadi kerja dulu baru mau menerima uang. Makanya warga sekitar ya ngasih pekerjaan ke dia seperti bersih-bersih rumah. Tapi kerjaannya ga berat,” ujar dia. 

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya