SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di dekat lahan bekas THR Sriwedari, Solo, Selasa (9/1/2018). Pemkot Solo akanmembangun Masjid Taman Sriwedari di lahan tersebut. (Nicolous Irawan/JIBI/Solopos)

Panitia pembangunan Masjid Taman Sriwedari Solo menolak usulan menara kembar mirip Petronas setinggi 114 meter.

Solopos.com, SOLO — Usulan pembangunan menara kembar (twin tower) plus jembatan penghubung layaknya Menara Petronas Malaysia mencuat dalam rencana pelaksanaan pembangunan Masjid Taman Sriwedari Solo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Usulan tersebut merupakan masukan dari warga Solo yang diterima panitia pembangunan Masjid Taman Sriwedari. “Panitia mengapresiasi setiap masukan atau usulan dari warga,” kata Ketua Panitia Pembangunan Masjid Taman Sriwedari sekaligus Wakil Wali Kota (Wawali) Solo Achmad Purnomo ketika dijumpai wartawan di ruang kerjanya, Kamis (8/3/2018).

Dalam usulan itu, warga mengharapkan ada dua menara dengan ketinggian masing-masing 114 meter sesuai jumlah surat dalam alquran. Menara ini pun diusulkan lengkap dengan jembatan penghubung layaknya Menara Petronas.

Ekspedisi Mudik 2024

Kemudian panitia menggelar rapat pleno untuk memutuskan apakah usulan pembangunan dua menara kembar tersebut bisa dilaksanakan atau tidak. “Dari hasil rapat pleno, panitia memutuskan tidak mengakomodasi usulan itu [pembangunan menara kembar],” kata Purnomo.

Baca juga:

Panitia menetapkan keputusan pembangunan menara besar hanya akan dibangun satu menara saja. Dengan alasan etika, dua menara di depan masjid dinilai akan merusak keindahan masjid. Bangunan masjid akan terhalangi oleh menara tersebut.

Terkait pembangunan masjid, Purnomo mengatakan sesuai rencana mulai dikerjakan akhir Maret ini. Pembangunan masjid tersebut akan dikerjakan tanpa lelang alias memakai sistem penunjukan. Pemkot telah menunjuk PT Wijaya Karya (Wika) sebagai kontraktor pelaksana proyek tersebut.

Manajer Divisi Gedung PT Wika, Rudy Hartono, optimistis akhir Maret desain serta tahapan pendirian Masjid Taman Sriwedari sudah final. “Proses saat ini klarifikasi desain dengan tim. Lalu tahap finalisasi desain hingga akhir bulan ini,” ujarnya.

Proses klarifikasi desain wajib dilakukan untuk menyamakan persepsi antara desain dasar yang dibuat panitia dengan desain teknis disusun Wika. Dalam proses itu, dimungkinkan adanya perubahan desain yang disusun panitia.

PT Wika menargetkan akhir Maret proses sinkronisasi desain telah rampung. Dengan demikian akan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan pembangunan Masjid Taman Sriwedari. “Jadi mungkin akhir Maret baru bisa mulai dikerjakan pembangunannya,” katanya.

Rudy mengatakan pembangunan Masjid Taman Sriwedari tidak bisa dikerjakan terburu-buru. Untuk membuat bangunan yang ikonik diperlukan perhitungan matang dan teliti. Selain itu pelaksana proyek juga perlu melakukan perencanaan matang dalam pembangunan masjid, termasuk kebutuhan anggaran belanja (RAB)-nya.

“Jadi kami akan kerjakan bertahap, dan ini diperkirakan selesai dua tahun [pembangunan],” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya