SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO-Pernah nggak sih, sobat gaul melanggar peraturan sekolah? Wah, harus hati-hati lho! Karena kita tidak tahu kapan akan diadakan razia. Hal yang sama juga dirasakan teman-teman di kita di SMA Ursulin Regina Pacis, 24 November yang lalu.

Razia adalah pemeriksaan mendadak yang diadakan untuk menertibkan siswa-siswa yang tidak disiplin dalam menjalankan peraturan sekolah. Misalnya saja rambut, kuku, kelengkapan dan kerapian seragam, atau barang-barang yang seharusnya tidak dibawa ke sekolah seperti HP, novel, atau komik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kebayang dong, suasananya seperti apa. Pastinya nggak jauh beda dengan sekolah-sekolah sobat gaul yang lain. Disamping kepanikan dan kegalauan yang terjadi, ternyata banyak kejadian kocak berlangsung selama razia ini dilakukan.  Namanya juga anak muda, pasti ada saja hal yang dilakukan untuk menutupi pelanggaran yang dilakukan. Begitu guru-guru yang merazia datang mendekat, langsung saja para siswi buru-buru mengikat rambut dan merapikan poni mereka. Bahkan beberapa siswa langsung menggigiti kuku supaya tidak dihukum karena berkuku panjang!

Setelah siswa diperiksa satu persatu, siswa yang telah tertib dipersilakan keluar sementara siswa yang masih belum tertib diminta mengisi daftar pelanggaran dan mengisi “kartu merah” -kartu yang digunakan sebagai bukti pelanggaran- dan baru boleh masuk kelas setelah setelah mendapat surat izin masuk oleh guru yang merazia.

Setelah siswa keluar kelas, guru akan memeriksa tas dan tempat pensil para siswa. Siswa yang kedapatan membawa barang-barang yang tak diizinkan akan disita dan baru dikembalikan setelah kenaikan kelas.

Siswa yang rambutnya tidak rapi kemudian dipotong oleh tukang cukur dengan membayar Rp5000 atau dipotong oleh guru dengan biaya gratis. Rambut siswa putri harus dikucir kuda dengan poni tidak melebihi alis, sementara rambut siswa putra tidak boleh menyentuh kerah dengan dengan poni yang tidak melebihi alis. Mungkin sesi pemotongan rambut inilah yang paling membuat para siswa histeris. Beberapa siswa putra yang rambutnya baru dipotong, langsung membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak  begitu mereka kembali mengikuti pelajaran. Mungkin akibat potongan rambut yang walaupun rapi, tapi dirasa tidak cocok dengan para siswa itu.

Hanya saja, meski beberapa siswa dapat menerima potongan rambut itu dengan ikhlas dan malah ikut tertawa, ada juga beberapa siswa yang merasa kecewa dengan potongan rambut mereka.
Pasti nggak enak, ya, sobat gaul, kalau rambut kita dipotong dengan model yang kurang cocok dengan selera kita masing-masing. Rasanya sebel banget! Tetapi sebagai pelajar, kita juga tetap harus menjaga kerapian dan mematuhi peraturan sekolah kita.

“Rasanya kesal sekali. Kenapa juga saya harus membawa novel di hari ini?” ungkap salah satu sobat gaul kita yang menolak disebutkan identitasnya setelah razia selesai dilakukan.

“Coba saya bawa novelnya hari Jumat atau Sabtu saja. Padahal itu novel teman saya yang baru mau saya kembalikan,” tuturnya dengan kecewa.

Razia sering membuat sobat gaul merasa nggak nyaman, apalagi kalau gurunya mengucapkan kata-kata atau melakukan hal yang membuat sobat gaul merasa sakit hati. At least, think positive, guys! Daripada marah-marah, lebih baik kita ambil sisi positifnya. Mungkin razia kali ini dapat membuat kita jera dan menjadi lebih disiplin. Buktikan kepada sekolah bahwa sobat gaul adalah pelajar yang berprestasi!

(Reiya–Wasis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya