SOLOPOS.COM - Panggung Katabunyi 2023 di MasDon Art Center Minggu (26/11/2023) malam. (Solopos.com/Maymunah Nasution)

Solopos.com, SOLO — Sembrani yang mudah berubah sembrono berulang kali tanpa pertanda berpindah dari satu kutub ke kutub yang lain. Seruan itu bergaung bersama-sama saat diserukan oleh lima komposer muda yang bersatu dalam Ari Javindra saat tampil dalam Panggung Katabunyi 2023 di MasDon Art Center Kemlayan Solo, Minggu (26/11/2023) malam.

Sejatinya, sembrani berubah menjadi sembrono adalah konsep keberanian dapat mudah berubah menjadi kecerobohan. Namun dalam Sansekerta, sembrani juga berarti sebagai magnet, menjadikan penampilan Ari Javindra mengusung konsep keberagaman yang bersatu.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Permainan musik dimulai dengan suara yang keluar dari alat musik bonang barung yang dipukul, dilanjutkan tuts keyboard dan kemudian secara perlahan suara rebab mendominasi bercampur dengan ketukan kendang dan kecapi.

Ari Javindra adalah salah satu kelompok komposer muda dalam Katabunyi Forum 2023 beranggotakan Rico Fridolin yang memainkan kecapi, Silvia Wijaya dengan kendang, Adi Wijaya di keyboard, Winda Ayu Ghaniah asal Bandung, dan Rajja Ravian Alamsyah memainkan rebab.

Komposer Silvia Wijaya atau yang kerap disapa Vio menjelaskan, Ari Javindra lahir dari celetukan salah satu dari mereka, yang mengatakan kelima komposer tersebut ibarat berbagai kutub yang berkumpul.

“Kami berasal dari berbagai daerah dan itu ibarat kutub yang berkumpul. Celetukan itu ternyata dipikirkan oleh semua orang dan akhirnya dalam grup kami membicarakannya lagi dan kami mulai mencari tahu tentang kutub. Kutub yang sama harusnya bertolak belakang, dan kami pikir kami akan saling bertolak belakang, tetapi justru kami malah saling melengkapi dengan perbedaan kami,” tutur Vio saat ditemui media di sela-sela Panggung Katabunyi 2023, Minggu (26/11/2023).

Berbekal pandangan tentang kutub, Ari Javindra kemudian mengenal kutub selatan dan utara, hingga akhirnya tercetuslah karya mereka berjudul Ngalor Ngidul. Vio mengaku, komposisi masing-masing anggota Ari Javindra memiliki tempo berbeda-beda, tetapi mereka memaksakan agar ditemukan tempo yang sesuai pikiran semua anggota.

Hasil rembukan tersebut lahir dalam pelatihan mereka di Kamp Komposer selama Katabunyi Forum 2023 berlangsung. Vio sendiri mengatakan total lama latihan Ari Javindra hanyalah 8 jam saja selama 4 hari Katabunyi Forum 2023 digelar.

Keberagaman gaya dan pemikiran juga disampaikan dalam penampilan kelompok lainnya bernama Jump Out. Karya mereka yang berjudul Logat menyampaikan divergensi musisi.

Pementasan Logat dimulai dengan lima anggota berbicara dengan logat masing-masing yaitu Jawa, Sunda, logat Ngapak, hingga khas logat Jambi. Logat dipahami sebagai perbedaan dalam pengucapan, kosakata, dan tata bahasa yang terjadi karena berbagai faktor, antara lain geografis, sosial, etnis, dan fungsi-fungsinya.

Kelompok Jump Out mencoba menampilkan logat sebagai dimensi dengar tanpa rekayasa dengan tujuan menambahkan elemen autentisitas. Kelompok Jump Out sendiri memang terdiri atas lima komposer dari berbagai daerah, meliputi Soladi dari Solo, Ana Dilla Putri dari Jambi, Hardi Wahyudi dari Pekanbaru, Muhammad Adi Yuda dari Bandung, serta Broko Riyan Ajayanto.

Menariknya, kelompok tersebut menyampaikan karya campuran antara musik tradisional dengan musik elektrik dan perkusi. Komposisi terdiri dari musik bertempo yang meningkat dalam setiap tarikan musik. Karya Logat sendiri berkonsep ibarat puisi berbait-bait dengan ruang per bait memiliki tempo yang cukup cepat.

Kelompok ketiga bernama Tingwe dengan karya Think We. Karya mereka disampaikan cukup singkat beraksen gelap dengan asap dupa hadir di panggung. Alat musik yang dimainkan adalah bonang kecil, seruling bambu, kecapi, bas, keyboard, dan triangle yang dimainkan oleh vokalis Rizky Dwi Kemala.

Panggung Katabunyi 2023 juga diramaikan oleh penampilan kelompok jazz SimakDialog yang menyajikan karya berjudul Gong. Karya tersebut merupakan karya mendiang konseptor SimakDialog, Riza Arshad.

Selama setengah jam mereka menampilkan karya-karya jazz mereka yang berhasil memiliki kekhasan tempo dari alat musik etnis salah satunya kendang. Kelompok musik Ligro juga hadir menampilkan karya-karya khas metal mereka.

Salah satu mentor dalam Kamp Komposer Katabunyi Forum 2023, Gondrong Gunarto, mengaku takjub dengan penampilan 15 komposer muda yang ikut Katabunyi Forum 2023.

“Saya sempat berpikir para komposer ini sulit menemukan nada mereka yang bersatu karena latar belakang yang berbeda-beda dan masing-masing grogi, ternyata dengan mengobrak-abrik mindsetnya dan menemukan mereka agar saling berinteraksi berhasil dan hasilnya luar biasa,” tutur Gondrong kepada penonton di sela-sela acara.

Gondrong berharap Katabunyi di tahun depan bisa diselenggarakan dalam rentang waktu sepekan atau lebih sehingga karya para komposer muda tersebut bisa menjadi album musik.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya