SOLOPOS.COM - Pangeran Mangkubumi dan mahakarya peninggalannya yang diabadikan dalam relief di sekitar kompleks Pagelaran Keraton Yogyakarta. (Kratonjogja.id)

Solopos.com, SOLO – Pangeran Mangkubumi yang kelak bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) I merupakan sosok yang berjasa atas pembangunan Keraton Surakarta Hadiningrat atau Keraton Solo dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat atau Keraton Jogja.

Sosok pemimpin yang memiliki nama lahir Bendara Raden Mas (BRM) Sujono ini ternyata dikenal sebagai pria yang taat beribadah. Bukan hanya ibadah wajib, sebagai Muslim, Sri Sultan HB I disebut sangat rajin menjalankan ibadah sunah.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikutip dari laman resmi Keraton Jogja, Kratonjogja.id, Kamis (17/3/2022), Sang Pangeran sangat rajin menjalankan puasa Senin Kamis. Ibadah sunah itu bahkan sudah menjadi kebiasaan baginya.

Baca Juga: Misteri Keraton Jogja Segaris dengan Laut Kidul dan Merapi

Selain puasa Senin Kamis, dalam Serat Cebolek dikisahkan Pangeran Mangkubumi juga rajin dalam menjalankan salat lima waktu. Ia juga tak lupa selalu membaca Alquran setiap hari.

Selain dikenal sebagai sosok yang rajin beribadah, Sang Pangeran juga dikenal cerdas dalam ilmu tata kota dan arsitektur. Kecerdasan itu yang membuatnya mampu merancang bangunan Keraton Solo dan Keraton Jogja.

Dalam merancang bangunan Keraton Jogja, beliau bahkan betindak seorang diri. Dengan pertimbangan tata letak dan keadaan lahan, Keraton Jogja dibangun demi memberikan kesejahteraan dan keamanan bagi penduduk di wilayah Ngayogyakarta yang kini dikenal sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Baca Juga: Makna Catur Sagatra, Sinergi Keraton Solo & Jogja

Dikisahkan dalam Babad Nitik Ngayogya, Pangeran Mangkubumi, posisi bangunan Keraton Jogja sudah dipertimbangakan sangat matang. Terdapat batas-batas alam berupa Kali Code di sebelah timur dan Kali Winongo di sebelah barat. Di sebelah utara, bangunan keraton dibatasi Gunung Merapi dan berbatasan dengan pantai Laut Selatan di selatan.

Keraton Jogja mulai dibangun pada 9 Oktober 1755. Proses pembangunan berlangsung hingga hampir satu tahun. Selama proses pembangunan tersebut, Pangeran Mangkubumi yang kala itu sudah bergelar Sri Sultan Hamengku Buwono I tinggal di Pesanggrahan Ambar Ketawang beserta keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya