SOLOPOS.COM - Makam Pangeran Benowo (Instagram/@syahbudin.ibrahim.new)

Solopos.com, KENDAL — Riwayat Pangeran Benowo Kendal memiliki keterkaitan dengan sejarah Desa Pekuncen yang merupakan bagian dari perjalanan para Wali Songo pada masa Kerajaan Pajang. Saat itu, Kabupaten Kendal belum ada, melainkan masih bernama Pemerintahan Kaliwungu.

Dilansir dari laman Kendalkab.go.id, Jumat (205/2022), Pangeran Benowo yang juga bergelar Syekh Abdul  Halim adalah putra dari Sultan Hadiwijaya, penguasa Kesultanan Demak yang juga dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir. Saat itu, praja dari Kerajaan Pajang meminta Pangeran Benowo menjadi Adipati di Pajang. Namun dia menolak dengan alasan tidak menginginkan takhta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dia memilih untuk Ngoyo Woro atau berkelana menyiarkan agama Islam demi keselamatan umat. Dalam perjalanannya, Pangeran Benowo bersemedi di sebuah gua. Saat bersemedi, dia tidak bersila seperti layaknya orang bersemedi, melainkan duduk dingin atau orang lokal menyebutnya ndekukul, sehingga sampai sekarang, gua tempat bersemedi Pangeran Benowo disebut sebagai Gua Kukulan.

Membangun Sungai

Dalam catatan Amien Budiman pada Kisah Babad Tanah Jawi, Pangeran BenowoKendal diceritakan sempat menjabat sebagai Adipati Pajang selama satu tahun. Kemudian dia berkelana menuju ke barat dan sampai di Hutan Kukulan, daerah Kendal bersama para pengiringnya, yaitu Kyai Bahu, Kyai Wiro dan dua pengikut lainnya yang tidak diketahui namanya.

Selama di hutan tersebut, Pangeran Benowo merasakan sejuk hatinya melihat padang yang luas dan tanahnya baik. Hanya sayang, tempat tersebut tidak ada sungai dan dia berinisiatif untuk membuat sungai di padang tersebut.

Dalam upaya membangun sungai, Pangeran Benawa memerintahkan dua pengiringnya, Kyai Bahu dan Kyai Wiro untuk menyudet sungai di dekat tempat itu hingga akhirnya airnya bisa mengalir ke hutan dan menyenangkan hati mereka yang bermaksud tinggal di kawasan tersebut.

Baca Juga: Bupati Banjarnegara Kepala Daerah Termiskin di Jateng, Segini Hartanya

Kemudian, Pangeran Benowo bersama empat pengiringnya pergi ke Sungai Lotud dan mereka menjumpai tempat yang agak datar dan memudahkan aliran air. Dia lantas menyudet sungai tersebut  menggunakan tongkat dan seketika aliran sungai mengalir ke arah timur laut sampai di hutan yang akan dijadikan pemukiman mereka.

Desa Pekuncen

Singkat cerita, Pangeran Benowo kemudian tinggal di Hutan/Gunung Kukulan tersebut. Namun,selang beberapa hari ia pergi dari tempat itu menuju utara, mencari tempat tinggal yang lebih baik. Akhirnya Pangeran Benowo menemukan tempat yang bagus di pinggir sungai.

Bersama para pengiringnya, Pangeran Benowo tinggal di tempat tersebut dan tidak lama kemudian, banyak orang berdatangan ingin bertempat tinggal di kawasan Pangeran Benowo tinggal dan belajar agama kepadanya.

Tempat itu kemudian diberi nama Desa Parakan. Desa itu pun ramai dikunjungi pendatang yang hendak belajar kepada Kanjeng Pangeran. Banyak yang bertanya-tanya, di mana lokasi Desa Parakan?

Dengan melihat perjalanan sang Kanjeng Pangeran yang menuju arah utara Gunung Kukulan, diperkirakan Desa  Parakan sekarang bernama Desa Pekuncen yang saat ini masuk Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal, Jawa tengah.

Baca Juga: Gurihnya Kuliner Soto Kudus, Pakai Daging Kerbau Bukan Ayam

Di desa tersebut, terdapat banyak peninggalan Pangeran Benowo,seperti Masjid yang di dalamnya terdapat benda-benda peninggalan Pangeran Benowo, sumur,dan bahkan ada genthong yang konon berasal dari Kesultanan Demak, bernama Genthong Puteri.

Sedangkan Makam Pangeran Benowo berada di kompleks makam yang ada di Desa Pekuncen yang dekat dengan Goa Pekukulan, tempat Pangeran Benowo bersemedi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya