SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

JAYAPURA: Panglima Kodam (Pangdam) XVII/ Cenderawasih, Mayjen A.Y.Nasution menyerahkan sebuah kamera foto kepada wartawan media cetak, Anang Budiono sebagai pengganti kamera miliknya yang dirampas dan dirusak oleh prajurit Batalyon Infantri (Yonif) 751 beberapa waktu lalu.

Penyerahan tersebut berlangsung pada acara pertemuan Pangdam dengan para insan pers di Jayapura, Senin (4/5). “Penyerahan kamera ini sengaja dilakuan secara formal sebagai wujud permohonan maaf secara langsung dan penghargaan kepada insan pers,” katanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kamera foto milik Anang, wartawan salah satu media cetak lokal di Jayapura, dirusak pada saat terjadinya peristiwa mengamuknya sejumlah prajurit Yonif 751/BS yang berlokasi di Sentani, Kabupaten Jayapura, di dalam markasnya sendiri, Rabu (29/4).

Menurut penuturan Anang , pada waktu itu, dirinya sedang berada di sebuah rumah makan yang terletak di depan markas Yonif 751 setelah meliput kegiatan napak tilas peringatan hari integrasi Irian Barat ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang jatuh pada tanggal 1 Mei bersama TNI-POLRI serta masyarakat.

Selanjutnya, ketika mendengar beberapa tembakan, dia lantas mengambil kamera fotonya untuk mengambil gambar. Namun, belum sempat dia mengambil gambar, kamera dirampas oleh prajurit yang mendobrak pintu rumah makan dan dirusak. Tidak hanya itu, Anang mengaku harus bersembunyi selama tiga jam di rumah seorang penduduk setempat, kemudian melapor ke Polsek Sentani Kota karena dikejar prajurit.

Mengamuknya prajurit Batalyon 751 dilatarbelakangi ketika seorang anggotanya bernama Pratu Joko meninggal dunia karena sakit dan hendak dimakamkan di kampung halamannya di Nabire, Papua.

Mereka kecewa karena Komandan Batalyon 751 pada waktu itu, Letkol Inf.Lambok Sihotang tidak mau embiayai pengiriman jenazah Joko hingga Nabire, Selasa (28/4) dan terkesan tidak menanggapi dengan cepat masalah tersebut.

Walaupun jenazah telah dimakamkan di Nabire dengan biaya hasil urunan sebesar Rp15 juta , para prajurit tidak puas.

Kasus pemulangan jenazah memang menjadi pemicu amukan, namun sebelumnya para prajurit sudah sejak lama tidak puas karena uang makan dan uang kesejahteraan lainnya yang dipotong Danyon .

Rangkaian permasalahan ini membuat para prajurit jengkel dan melampiaskan kekesalan dengan merusak rumah dinas Danyon dan Wadanyon Mayor Inf Raymond Power Simanjuntak pada Rabu (29/4).

Dalam kasus tersebut, tiga perwira Yonif 751 dicopot, yaitu Komandan Batalyon, Wakil Komandan Batalyon (Wadanyon) dan Perwira Seksi Intel (Pasintel).

Jabatan Danyon 751 telah diserahkan kepada Pangdam XVII/Cenderawasih di sejak Jumat pekan lalu. (Antara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya