SOLOPOS.COM - Menristekdikti Muhammad Nasir bersama pejabat di lingkungan UNS Solo dan Pemkab Ngawi secara simbolis melakukan kegiatan Panen Raya Padi Organik di Desa Duyung, Kecamatan Gerih, Ngawi, Sabtu (31/10/2015). (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Madiunpos.com)

Panen padi serentak dipusatkan di Jawa Tengah.

Semarangpos.com, CILACAP — Periode panen raya padi dimulai hari ini, Senin (29/2/2016). Sebanyak tujuh provinsi akan menggelar panen padi serentak, yakni Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Sumatera Utara (Sumut), Sumatera Selatan (Sulsel), Nusa Tenggara Barat (NTB), Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi panen raya ini tahun ini dipusatkan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, hadir dalam acara ini bersama Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, Bupati Cilacap, Tatto Suwarto Pamuji, serta sejumlah petani.

“Panen ini menunjukkan bahwa pemerintah berhasil dalam mengelola sistem dan pola tanam serentak dengan baik di tengah cuaca yang cukup mendukung serta dukungan alat mesin pertanian yang memadai,” kata Menteri Amran Sulaiman di Cilacap, Senin.

Menteri Amran mengatakan prediksi produksi gabah pada periode panen raya Maret mencapai 12,8 juta ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 7,9 juta ton beras.

Produksi itu diperoleh dari luas panen 2,4 juta hektare dan cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi beras penduduk sekitar 2,6 juta ton per bulan.

Dia mengatakan produksi padi awal tahun ini meningkat walaupun mengalami kemunduran waktu tanam akibat dampak El Nino dan lainnya.

Hal itu, katanya, berkat berbagai program yang telah dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) dalam antisipasi kekeringan secara dini dan masif, di antaranya melalui penyaluran pompa air dan alsintan lainnya.

Selalin itu, pembangunan rehabilitasi embung, rehabilitasi jaringan irigasi, hujan buatan dan lainnya, serta gerakan tanam cepat padi.

“Berbagai kebijakan 2015 telah terbukti dan terlihat hasilnya di lapangan sehingga panen berhasil,” katanya.

Beberapa kebijakan pemerintah tersebut, di antaranya pengadaan dengan pola penunjukan langsung yang berdampak pada penyaluran benih dan pupuk tepat waktu serta musim.

Selain itu, katanya, ada perbaikan irigasi berdampak pada meningkatnya indeks pertanaman, pengembangan pertanian modern melalui pemberian bantuan alat dan mesin pertanian berdampak mempercepat olah tanam, waktu tanam, panen dan pascapanen, serta efisiensi biaya dan mengurangi kerugian.

Selain itu, katanya, kebijakan lainnya, seperti pola tanam jajar dan benih unggul terbukti meningkatkan produktivitas.

“Dengan demikian tahun 2016 pemerintah optimis bahwa produksi padi akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2015 sehingga tahun ini tak ada impor,” kata Amran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya