SOLOPOS.COM - Pedagang durian Yuli Hariyadi, 32, (kiri) saat melayani pembeli di lapaknya. (Fajar Tulus/Solopos/JIBI)

Solopos.com, WONOGIRI—Sejumlah pedagang buah durian asal Wonogiri mengaku produktifitas dan kualitas pematangan durian di pohon sangat buruk. Tingginya curah hujan yang tinggi di beberapa waktu terakhir yang mempengaruhi rasa buah durian.

Salah seorang pedagang buah durian, Yuli Hariyadi, 32, saat ditemui solopos.com, di lapak duriannya yang berada di sebelah timur Jembatan Pokoh, Kamis (23/1/2014), mengatakan terpaksa ia mengambil stok durian dari daerah Kabupaten Karangnyar lantaran beberapa pohon durian milik keluarga di daerah Ngadirojo berbuah sedikit. Ukuran duriannya pun tidak terlalu besar, tidak seperti tahun lalu.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Saya ambilnya dari petani-petani durian di pinggiran jalan di daerah Jatipuro dan Jumapolo, Karanganyar. Selama tujuh tahun jualan durian musiman, baru kali ini buah durian dari pohon miliki keluarga rasanya tidak terlalu enak. Durian yang masih pentil-pentil banyak yang jatuh karena angin dan hujan,” paparnya.

Ekspedisi Mudik 2024

Ia mengatakan peminat buah durian cukup tinggi. Dari 50 buah yang dijualnya selalu habis terjual hanya dalam waktu setengah hari. Tetapi, para pembeli banyak yang mengeluhkan harga durian yang dirasa begitu mahal, sedangkan rasanya tidak begitu enak.

“Banyak yang mengeluhkan kalau rasa durennya anyep [dingin], tidak manis. Meskipun begitu dagangan selalu habis,” paparnya.

Pedagang buah durian asal Kelurahan Mloko Manis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Warinem, 40, mengatakan jika kebanyakan pohon durian di daerahnya gagal berbuah. Biasanya di musim sebelumnya, satu pohon durian bisa menghasilkan ratusan buah dengan kualitas yang baik dan ukurannya besar-besar. Tetapi untuk tahun ini, satu pohon hanya menghasilkan 40 buah, itupun yang kualitasnya bagus hanya sedikit sekali.

“Panennya paling awal Februari, tapi sekarang banyak buah yang jatuh sebelum matang, itu karena disiram hujan terus-menerus. Rasanya juga tidak terlalu enak. Sekali buka lapak, paling saya hanya bawa lima karung yang isinya sekitar 50 buah. Padahal tahun-tahun lalu minimal ya satu kol yang isinya ratusan per hari,” bebernya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya