SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasien di rumah sakit. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Pandemi menjadi momentum untuk membuktikan kualitas layanan kesehatan di Indonesia tak kalah dengan di luar negeri.  Saat ini pemerintah pusat juga tengah menguatkan transformasi sistem kesehatan nasional.

Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto SpPK (K), PhD, FISQua, mengatakan dalam pelayanan JKN, pengguna layanan sebagian juga dari kalangan yang dulu terbiasa berobat ke luar negeri.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

“Di lapangan kami sering mendapati bahwa lapis-lapis tertentu yang selama ini kami merasa tidak mungkin berobat di rumah sakit kita, ternyata juga banyak yang berobat. Mereka tampaknya mulai menemukan bahwa layanan JKN adalah layanan yang dapat diharapkan,” kata dia dalam talkshow tema Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku, yang digelar atas kerja sama Solopos Media Group (SMG) dengan produsen alat kesehatan PT Solo Abadi Indonesia dan laboratorium medik PT Prodia Widyahusada, Tbk., yang disiarkan di Youtube Espos Live, Senin (14/11/2022).

Menurutnya dengan jaminan dari program JKN memberikan suatu nilai lebih yang membuat rumah sakit lebih optimal dalam pelayanan.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kaki menjadi lebih tenang dalam memberikan tata laksana pada pasien sehingga pasien lebih merasa terlayani dengan baik, tidak tertunda. Dengan begitu masyarakat lebih percaya. Harapannya akan semakin sedikit yang lari ke luar negeri,” lanjut dia.

Baca Juga: Tingkatkan Kewaspadaan Masyarakat, Prodia Gelar Workshop Gagal Ginjal Akut

Menurutnya saat muncul Covid-19, juga memunculkan kondisi ketika masyarakat tidak mudah keluar masuk negara. Hal ini terbukti justru menjadi suatu momentum bahwa ternyata layanan di dalam negeri juga tidak kalah secara kualitas.

Salah satu yang menurutnya menjadi keunggulan layanan kesehatan dalam negeri adalah adanya sentuhan humanis. Bahkan saat ini dunia kesehatan di Indonesia telah melangkah menuju wellness tourism. Menurutnya hal itu akan menjadi nilai tambah, sehingga orang datang bukan hanya bicara pengobatan namun juga wellness.

Direktur PT Prodia Widyahusada Tbk, Indriyanti Rafi Sukmawati, juga membenarkan kondisi tersebut.

“Benar sekali, terkait pandemi kemarin, kami mendapatkan pasien-pasien yang datang ke Prodia dengan nama dokter dari luar negeri. Itu [jumlahnya] sangat banyak selama masa pandemi,” kata dia.

Baca Juga: Belajar dari Pandemi, Swasta Punya Peran Penting Wujudkan Ketahanan Kesehatan

Ada kemungkinan pembatasan mobilitas masyarakat ke luar negeri, memaksa masyarakat yang suka berobat ke luar negeri, memilih untuk berobat di dalam negeri saja. Namun hal itu juga menjadi tantangan untuk bisa memberikan layanan terbaik.

“Bagaimana caranya bisa melayani pasien Indonesia yang senang belanja kesehatan ke luar negeri. Kita tentu dituntut memberikan layanan yang baik. Layanan dengan kelengkapan servis. Kualitas juga diperhatikan,” lanjut dia.

Dia juga mengakui, layanan humanis memang penting untuk menjaga mutu layanan. Saat ini Prodia juga turut menggaungkan medical tourism.

Sementara itu Juru Bicara Kementerian Kesehatan, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, mengatakan saat ini pemerintah pusat juga tengah mendorong transformasi sistem kesehatan Indonesia. Hal itu sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan.

Baca Juga: Kabar Baik! Hampir 90% ODGJ Boyolali Punya E-KTP, 2.082 Terkaver BPJS

Ada enam pilar yang harus diwujudkan untuk mewujudkan transformasi sistem kesehatan Indonesia. Di antaranya adalah transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan dan transformasi teknologi kesehatan.

“Ada isu kurangnya SDM kesehatan terutama dokter spesialis dan kurangnya pemerataan. Untuk itu Kementerian Kesehatan melakukan transformasi kesehatan. Kami buka semua perguruan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan kedokteran untuk menambah kuota penerimaan calon dokter termasuk spesialis dan membuka prodi-prodi baru di beberapa tempat. Dengan begitu kebutuhan SDM akan kita penuhi,” kata dia.

Transformasi layanan rujukan juga penting. Menurutnya semua rumah sakit baik pemerintah maupun swasta harus jadi tuan rumah di negeri sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya