SOLOPOS.COM - Pekerja merontokkan padi menggunakan mesin di area persawahan Jaten, Selogiri, Wonogiri. (Espos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Pandemi Covid-19 disebut-sebut tak pengaruhi produksi pertanian di Wonogiri. Produksi pertanian terutama padi berjalan normal dan hasilnya bagus.

Kegiatan pertanian tak boleh berhenti meski pandemi Covid-19 melanda. Terlebih, sektor ini tak bisa dikerjakan dari rumah. Penyuluh pun tetap bekerja di lapangan seperti biasa dengan memperhatikan protokol pencegahan penularan Covid-19 dan pedoman pertanian.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kegiatan itu seperti mendampingi petani secara reguler dan melaksanakan survei ubinan. Petani pun tetap bekerja di sawah dan berladang. Saat ini petani lebih rutin ke sawah karena memasuki masa panen.

Bahkan, mayoritas sudah panen dan langsung kembali menanam. Hal itu agar tanaman tetap mendapat air. Saat ini hujan masih turun meski sudah tak rutin. Selain itu, sumber air masih terjaga sehingga sawah yang tak mendapat air dari irigasi teknis bisa tetap mendapatkan air.

DIJUAL CEPAT:  Headset Nakamichi

"Yang panen saat ini padi yang ditanam pada MT I dan II. Padi yang ditanam pada MT I panen April karena masa tanamnya mundur, mengingat hujan baru turun awal tahun. Alhasil, petani baru bisa menanam Januari lalu. Kalau yang MT I-nya tidak mundur karena airnya cukup bisa menanam Oktober tahun lalu, sehingga Januari MT II bisa tanam lagi dan panen April ini,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Wonogiri, Safuan, kepada Solopos.com, Rabu (22/4/2020)

Dia menilai produksi padi pada panen kali ini bagus, lantaran kebutuhan air dan pupuk tercukupi. Hanya, dia tak hapal hasil produksi padi yang sudah dilaporkan.

Sebagai gambaran, produksi padi sepanjang 2019 tercatat 389.874,04 ton gabah kering giling (GKG) atau turun 18.991,96 ton GKG dibanding produksi 2018. Saat itu, produksi tercatat 408.866 ton.

Produksi Diprediksi Meningkat

Produksi pertanian di Wonogiri pada 2019 turun akibat kemarau panjang. Kendati demikian, Safuan optimistis luas panen April dan bulan-bulan berikutnya memuaskan. Dia memperkirakan luas panen April ini mencapai 16.370 hektare (ha), Mei 10.050 ha, dan Juni lebih kurang 14 ha.

“Pada musim tanam I dan II lalu distribusi pupuk juga tak ada masalah. Wilayah yang membutuhkan alokasi lebih bisa dipenuhi dengan realokasi. Kami melakukan satu kali realokasi pupuk. Biasanya setahun kami merealokasi pupuk hingga tiga kali,” imbuh Safuan.

Berolahraga Saat Berpuasa, Pilih Pagi, Sore atau Malam?

Untuk diketahui, alokasi pupuk setiap tahun ditetapkan berdasar usulan rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Berdasar RDKK, usulan alokasi pupuk 2020, maliputi urea 35.759 ton, SP-36 19.940 ton, ZA 13.138 ton, NPK 51.507 ton, dan organik 18.013 ton.

Terpisah, petani asal Jaten, Selogiri, Wonogiri, Rusdiyanto, menginformasikan tanaman padinya sudah panen, awal pekan ini. Hasil panen bagus, karena kebutuhan air terpenuhi.

Sawah di Jaten mendapat pengairan dari Saluran Irigasi Colo Barat. Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Colo Barat itu bersyukur meski saat ini sedang menghadapi wabah Covid-19 tetapi petani tetap semangat bertani. Alhasil, produksi padi memuaskan.

Kabar Baik! 1 Pasien Positif Corona Karanganyar Sembuh

Petani asal Jimbar, Pracimantoro, Wonogiri, Sutrisno, menilai wabah Covid-19 tak memengaruhi produksi pertanian. Warga di desanya tetap bertani meski harus menerapkan protokol.

Hasil pertanian pun memuaskan sehingga bisa memenuhi kebutuhan pangan sendiri di tengah masa sulit ini. Selain padi, banyak petani memanen gembili, ganyong berut, uwi, suwek, dan komoditas pangan alternatif lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya