SOLOPOS.COM - Ilustrasi berjualan tanaman hias di mal. (Facebook.com-Hartono Mall Solo)

Solopos.com, JAKARTA — Kasus Covid-19 yang terus menurun yang diiringin dengan PPKM yang terus dilonggarkan ternyata juga berdampak pada menurunnya harga tanaman hias langka di Indonesia.

Seperti yang diungkapkan salah satu pelaku usaha , Wita, wanita muda yang sudah beberapa tahun mendalami bisnis tanaman hias tersebut, sempat menikmati manisnya bisnis tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Awal-awal pandemi itu seluruh lini tanaman hias harganya sempat melonjak, stabil. Faktor masyarakat harus di rumah saja kan, jadi mulai hobi baru atau menekuni hobi lama lagi,” tuturnya, saat ditemui di Urban Garden Summarecon Mall Serpong (SMS), Kabupaten Tangerang, Minggu malam (21/11/2021) seperti dilansir Liputan6.

Namun, pada beberapa bulan terakhir atau saat seusai Lebaran 2021 ketika PPKM diturunkan menjadi Level 2 dan 1, hingga membuat masyarakat bisa beraktivitas kembali keluar rumah, secara otomatis harga tanaman rias mulai turun.

Baca Juga: Naik 0,78 Persen, UMP Jateng 2022 Ditetapkan Senilai Rp1.812.935

“Tapi ada harga tanaman yang stabil. Pertama yang memiliki keunikan alami, disebut variegata. Ini bagian dari suatu tanaman yang memiliki perbedaan warna dengan warna aslinya. Artinya, tanaman itu memiliki bagian yang belang atau bercak warna yang berbeda dengan warna aslinya,” tutur Wita.

Variegata sendiri tidak bisa dibentuk atau atas kehendak si pemilik tanaman hias. Menurut Wita, itu bakat alami tanaman, anugerah dari Tuhan. “Bisa saja saat beli di saya hijau semua, tapi pada saat sudah dirawat di rumah variegatanya keluar,” katanya.

Untuk jenis tanaman yang variegatanya sudah keluar, biasanya dibanderol dengan harga diatas Rp 500.000. Itupun untuk tanaman yang masih berusia muda. Lalu, tanaman hias yang masih laris manis lainnya adalah tanaman asli asal hutan Indonesia. Misalnya pada jenis Alocasia asal hutan Sulawesi. Bahkan jenis ini diminati pecinta tanaman hias dari luar negeri.

“Ini saya jual harganya sudah jutaan, ada yang Rp2,5 juta. Memang yang unik dan langka ini yang masih mahal dan banyak dicari,”ungkap perempuan yang merawat dan membesarkan sendiri ratusan jenis tanaman hiasnya.

Baca Juga: Pertashop Dorong Ekonomi saat Pandemi Lewat BUM Desa di Sleman

Pameran Tanaman Hias Apresiasi untuk Petani

Sementara, dalam Urban Garden di SMS sendiri, dipamerkan tanaman hias jenis kaktus, bonsai, hingga trik-trik bertanam di tengah perkotaan. Menurut Tommy, Center Director Summarecon Mall Serpong, pameran ini digelar lantaran adanya tren masyarakat yang gemar mengoleksi serta merawat tumbuhan dan tanaman hias.

“Melalui Urban Garden, kami mencoba untuk memberikan apresiasi terhadap petani maupun UMKM yang terus menghidupkan keanekaragaman flora di Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati flora,” ujarnya.

Pada event ini, terdapat berbagai kegiatan yang bisa dilakukan oleh pengunjung. Seperti, adanya edukasi perihal bercocok tanam di tengah perkotaan dimana mayoritas memiliki lahan yang terbatas atau hanya sekedar memanfaatkan halaman rumah.



Pameran yang berada di Atrium Circle SMS ini dengan diisi oleh beberapa tenant seperti The Bloom, Terapot Simbok, Loka Tanam, Bengkel Anggrek, Need More Farm, dan masih banyak lagi.

“Dalam rangkaian acaranya, Urban Garden juga akan menghadirkan beragam kegiatan menarik dan informatif, seperti Workshop mengenai cara pindah tanam, fresh microgreens, drawing pot, serta indoor plants trend,” tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng

Tuntas Subagyo Jaring 7 Nama Bacawabup Sukoharjo via Jalur Independen

Tuntas Subagyo Jaring 7 Nama Bacawabup Sukoharjo via Jalur Independen
author
Kaled Hasby Ashshidiqy Kamis, 25 April 2024 - 20:04 WIB
share
SOLOPOS.COM - Pendiri Ormas Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB) sekaligus bakal calon bupati (cabup) dari jalur perseorangan atau independen, Tuntas Subagyo (tengah), saat acara halalbihalal di Taman Ratu Maulidya, Desa Purbayan, Baki, Kamis (25/4/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO — Ratusan warga menghadiri acara halalbihalal yang digelar pendiri ormas Tikus Pithi Hanata Baris (TPHB) sekaligus bakal calon bupati (cabup) dari jalur perseorangan atau independen, Tuntas Subagyo. Saat ini, Tuntas tengah menggodok tujuh figur potensial yang akan mendampinginya sebagai bakal calon wakil bupati (cawabup).

Acara halalbihalal digelar di Taman Ratu Maulidya di Desa Purbayan, Kecamatan Baki, Sukoharjo. Selain saling bermaaf-maafan, acara halalbihalal dikemas menarik dengan menampilkan hiburan musik. “Saya berharap semakin banyak masyarakat yang mengenal Mas Tuntas sebagai bakal calon bupati jalur independen. Mereka dari Kartasura, Baki, Polokarto, Weru, Grogol dan Sukoharjo,” kata Tuntas, Kamis (25/4/2024).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Selama Ramadan, Tuntas didampingi perwakilan dari Tuntastic Indonesia melakukan safari Ramadan dengan menyambangi masjid dan komunitas masyarakat di Sukoharjo. Tuntas juga membagikan aplikasi perpustakaan Islam kepada masyarakat untuk mengenalkan figur dirinya sebagai calon pemimpin masa depan Kabupaten Jamu.

Koran Solopos

Saat ini, tim pemenangan Tuntas Subagyo telah menjaring tujuh nama figur potensial sebagai bakal cawabup jalur independen. “Beberapa nama tokoh sudah dikantongi tim pemenangan. Ada sekitar tujuh nama tokoh kandidat bakal cawabup. Dan sekarang masih terus digodok,” ujar dia.

Ditanya siapa saja tujuh figur potensial tersebut, Tuntas masih merahasiakannya hingga penyerahan bukti dukungan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sukoharjo. Dia ingin menjadi kejutan buat masyarakat. “Ini surprise untuk masyarakat saat penyerahan berkas dukungan ke KPU Sukoharjo. Nanti ditunggu saja siapa figur yang akan mendampingi saya,” ujar dia.

Emagazine Solopos
Interaktif Solopos


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Segini Besaran Gaji Gibran setelah Dilantik Jadi Wapres

Segini Besaran Gaji Gibran setelah Dilantik Jadi Wapres
author
Chelin Indra Sushmita Kamis, 25 April 2024 - 20:01 WIB
share
SOLOPOS.COM - Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka membagikan susu gratis kepada warga di Rusun Muara Baru, Jakarta Utara, Rabu (24/4/2024). (Antara/Erlangga Bregas Prakoso)

Solopos.com, JAKARTA — Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029. Rencananya, Prabowo-Gibran akan dilantik Oktober 2024. Mereka akan menggantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin.

Berapa gaji dan tunjangan yang didapatkan Gibran saat menjabat sebagai wakil presiden nanti?

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Perincian penghasilan wapres diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 tentang Hak Keuangan/Administratif Presiden dan Wakil Presiden serta Bekas Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

Besaran gaji pokok, berdasarkan Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978, gaji pokok wakil presiden adalah empat kali gaji pokok tertinggi pejabat negara.

Koran Solopos

Apabila merujuk pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 75 Tahun 2000 tentang Gaji Pokok Pimpinan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara dan Anggota Lembaga Tinggi Negara serta Kehormatan Anggota Lembaga Tertinggi Negara, maka gaji pokok tertinggi pejabat negara diraih oleh ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), ketua Mahkamah Agung (MA), dan ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yaitu Rp5.040.000 per bulan.

Gaji pokok yang berhak diterima Gibran nanti adalah empat kali Rp5.040.000 atau sebesar Rp20.160.000 per bulan. Gaji tersebut belum termasuk tunjangan jabatan dan lainnya.

Pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 menyebutkan wakil presiden diberikan tunjangan jabatan dan tunjangan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi pegawai negeri sipil (PNS).

Emagazine Solopos

Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 68 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Keppres Nomor 168 Tahun 2000 tentang Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat Negara Tertentu, maka tunjangan jabatan wakil presiden sebesar Rp22.000.000 per bulan.

Selanjutnya, mengacu pada PP Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil, tunjangan bagi PNS terdiri atas tunjangan keluarga, tunjangan jabatan, dan tunjangan pangan. Untuk tunjangan keluarga meliputi tunjangan suami atau istri dan tunjangan anak.

Besaran tunjangan suami atau istri adalah 5% dari gaji pokok. Maka, tunjangan untuk istri Gibran, Selvi Ananda sebesar Rp1.008.000 per bulan.

Interaktif Solopos

Khusus tunjangan anak sebesar 2% per anak dari gaji pokok untuk maksimal tiga orang berusia kurang dari 18 tahun, belum pernah kawin, belum memiliki penghasilan sendiri, dan nyata menjadi tanggungan.

Adapun Gibran memiliki dua anak, yaitu Jan Ethes Srinarendra dan La Lembah Manah, sehingga tunjangan anaknya sebesar 4% dari gaji pokok atau Rp806.400 per bulan.

Sementara tunjangan pangan atau tunjangan beras diberikan dalam bentuk uang seperti diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal (Perdirjen) Perbendaharaan Kemenkeu Nomor PER-3/PB/2015 tentang Perubahan Kelima Atas Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-67/PB/2010 tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk Natura dan Uang, yaitu 10 kilogram beras dengan nilai Rp7.242 per kilogram.



Tunjangan beras diberikan setiap bulan kepada Gibran beserta tanggungannya yang tercantum dalam daftar gaji. Maka, tunjangan pangannya untuk empat orang, yaitu 40 kilogram beras atau setara Rp289.680 per bulan.

Selain itu, Pasal 3 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1978 menyatakan bahwa wakil presiden memperoleh fasilitas berupa seluruh biaya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan kewajibannya, seluruh biaya rumah tangganya, seluruh biaya perawatan kesehatan dirinya dan keluarga, rumah dinas dan segala perlengkapannya, serta mobil dinas dan pengemudinya.

Berikutnya, saat masa jabatan Gibran sebagai wapres selesai, dia akan mendapatkan uang pensiun sebesar 100% dari gaji pokok terakhir. Mantan wakil presiden juga berhak memperoleh beberapa fasilitas, antara lain:

  • Tunjangan-tunjangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan tentang pensiunan PNS.
  • Biaya rumah tangga yang berhubungan dengan pemakaian listrik, air, dan telepon.
  • Seluruh biaya perawatan kesehatan dirinya dan keluarga.
  • Rumah kediaman pensiun dan perlengkapannya.
  • Kendaraan milik negara dan sopirnya.

Tak hanya itu, sebagaimana PP Nomor 14 Tahun 2024 tentang Pemberian Tunjangan Hari Raya dan Gaji Ketiga Belas Kepada Aparatur Negara, Pensiunan, Penerima Pensiun, dan Penerima Tunjangan Tahun 2024, wakil presiden termasuk salah satu pejabat negara yang diberikan tunjangan hari raya (THR) keagamaan dan gaji ke-13.

Dengan demikian, penghasilan yang bakal dikantongi Gibran sebagai wakil presiden sekurang-kurangnya Rp44.264.080 per bulan, yang berasal dari gaji pokok, tunjangan jabatan, tunjangan istri, tunjangan dua orang anak, dan tunjangan beras.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.

Warga Ungkap Detik-detik Adik Bunuh Kakak di Gemblegan Kalikotes Klaten

Warga Ungkap Detik-detik Adik Bunuh Kakak di Gemblegan Kalikotes Klaten
author
Suharsih Kamis, 25 April 2024 - 20:00 WIB
share
SOLOPOS.COM - Garis polisi terpasang mengelilingi lokasi adik aniaya kakak hingga meninggal di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Kamis (25/4/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kasus adik aniaya kakak hingga meninggal di pekarangan depan rumah mereka di Desa Gemblegan, Kecamatan Kalikotes, Klaten, Rabu (24/4/2024), menguak kondisi kehidupan keluarga tersebut yang cukup tragis.

Ibu dari kakak beradik itu ternyata dalam kondisi sakit stroke dan hanya bisa berbaring di tempat tidur selama beberapa tahun terakhir. Diketahui, penganiayaan berujung pembunuhan itu melibatkan kakak beradik laki-laki. Masing-masing berinisial SP, 51, serta SAP, 58.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SP menganiaya kakaknya hingga meninggal dunia dengan luka di bagian kepala. Peristiwa pada Rabu malam itu sempat membuat geger warga sekitar.

Koran Solopos

Salah satu warga, Bambang, 47, menceritakan situasi saat terjadi keributan antara kakak-beradik itu yang berlangsung sekitar 30 menit. Saat itu, warga dikejutkan suara keributan dari rumah kakak-beradik itu. Warga yang mendengar keributan kemudian keluar rumah.

Sebagian warga berupaya meminta SP berhenti memukuli kakaknya. Namun, permintaan warga itu tak dihiraukan pria tersebut. Hingga akhirnya warga menghubungi polisi.

Setelah dicek, ternyata SAP sudah terkapar di pekarangan tepat di dekat pintu masuk pagar rumah. Sementara seusai kejadian SP duduk tak jauh dari korban dengan masih membawa kayu. SP kemudian diamankan polisi tanpa perlawanan.

Emagazine Solopos

“Kejadiannya sekitar 30 menit. Warga tidak ada yang berani mendekat. Kemudian menghubungi polisi. Dari Polsek datang itu kondisinya [korban] sudah terkapar dengan luka di bagian kepala,” kata Bambang saat ditemui Solopos.com, Kamis (25/4/2024).

Warga tak mengetahui penyebab SP menganiaya kakaknya hingga meninggal dunia. Sebelum kejadian, kakak-beradik itu masih akur bersama-sama membuat pagar rumah. Mereka bahkan sempat minum es teh bersama.

Sang Ibu Belum Tahu Anaknya Meninggal

Bambang menjelaskan kedua saudara kandung itu tinggal serumah bersama ibu mereka. Sang ibu sakit selama beberapa tahun terakhir dan kesulitan berjalan, hanya terbaring di tempat tidur.

Interaktif Solopos

Kepada warga, ibunda kakak-beradik itu bercerita mendengar keributan yang terjadi pada Rabu malam. Hanya, sang ibunda hingga Kamis siang belum mengetahui salah satu anaknya, SAP, meninggal dunia dan SP dibawa ke Polres Klaten.

“Ibunya cerita Mas SAP dan Mas SP padu [ribut]. Tetapi belum tahu kalau kondisinya seperti itu. Tahunya Mas SAP di rumah sakit ditunggu Mas SP,” kata Bambang.

Seusai kejadian itu, ibunda kakak beradik itu langsung dibawa ke rumah salah satu warga. Terkait kesehariannya, SAP disebut mengalami gangguan kejiwaan. Sehari-hari SAP hanya di rumah dan kerap teriak-teriak.

SP yang selama ini merawat dan berbelanja kebutuhan sehari-hari untuk ibu dan kakaknya. SP yang menyiapkan dan menyuapi ibunya. Namun, SP sekitar setahun terakhir tidak bekerja. Sebelumnya, pria itu bekerja sebagai buruh bangunan.



“Sebelumnya bekerja sebagai laden tukang. Tetapi akhir-akhir ini karena mungkin badannya capai, lebih memilih merawat ibunya. Saat bekerja itu, setiap pukul 12.00 WIB ibunya mencari,” kata Bambang yang dibenarkan warga lainnya yang sebelumnya kerap menjadi partner kerja SP.

Perekonomian sehari-hari SP bersama kakak dan ibunya dibantu saudara-saudara kandung mereka yang tinggal di Jakarta. SP sehari-hari bergaul dengan warga lainnya dan sering berbelanja.

Sejumlah warga pun membenarkan SP dulu pernah dirawat karena mengalami gangguan kejiwaan. “Sepengetahuan saya dulu iya [SP mengalami gangguan kejiwaan]. Tetapi akhir-akhir ini biasa saja,” kata Bambang.

Motif Masih Diselidiki

Kasatreskrim Polres Klaten, AKP Yulianus Dica Ariseno Adi, menjelaskan polisi sudah memeriksa saksi-saksi, mengamankan barang bukti, serta mengamankan terduga pelaku. Dari keterangan saksi-saksi, terduga pernah menjalani perawatan di RSJD karena diduga mengalami gangguan kejiwaan.

“Untuk itu langkah yang kami ambil, kami akan melakukan observasi terkait kesehatan terduga apakah benar terduga mengalami gangguan jiwa atau tidak,” kata Kasatreskrim saat ditemui wartawan di Polres Klaten, Kamis (25/4/2024).

Polisi hingga kini juga masih kesulitan menelusuri latar belakang SP menganiaya kakaknya hingga meninggal dunia. “Motifnya kami masih kesulitan karena tadi malam kami juga sudah melakukan pemeriksaan dengan berbagai cara, pelaku belum bisa menjawab secara normal,” kata Kasatreskrim.

Kepala Desa (Kades) Gemblegan, Kalikotes, Klaten, Waluyo, mengatakan warga sempat berupaya melarang pelaku menganiaya korban. Namun, pelaku tak menghiraukan. Hingga akhirnya warga menghubungi polisi. Bhabikamtibmas bersama Babinsa kemudian mendatangi lokasi dan mengecek korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Waluyo menjelaskan sebelumnya atau saat siang kakak-beradik itu masih bersama-sama memperbaiki pagar rumah hingga minum es teh bareng. “Penyebabnya karena apa kami juga kurang paham,” ungkap dia.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, garis polisi terpasang di pagar rumah yang menjadi lokasi kejadian penganiayaan berujung pembunuhan itu. Kondisi pekarangan rumah cukup luas. Peristiwa itu kini ditangani polisi.

Aparat Polres Klaten mengamankan sejumlah barang bukti yakni sepotong kayu dengan panjang 1,5 meter dan batu. Sementara jenazah korban dibawa ke RS Bhayangkara Polda DIY untuk menjalani autopsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Memuat Berita lainnya ....
Solopos Stories