SOLOPOS.COM - Kawasan Alun-alun Satya Negara sepi dan lengang karena Pemkab Sukoharjo masih meliburkan aktivitas CFD guna mengantisipasi penyebaran virus Corona. Foto diambil Minggu (28/6/2020). (Solopos/Indah Septiyaning Wardhani)

Solopos.com, SUKOHARJO – Jumlah pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Sukoharjo terus membengkak. Dampak pandemi Covid-19 hingga menyebabkan pemutusan hubungan kerja (PHK) diduga menjadi faktor pemicu ledakan PKL di Kabupaten Jamu tersebut.

Ketua Paguyuban PKL se-Kabupaten Sukoharjo Joko Cahyono menyebut jumlah PKL di Sukoharjo dalam setahun terakhir meningkat sekitar 500 orang. Mereka tersebar di Kabupaten Sukoharjo.  Angka tersebut dimungkinkan masih bisa bertambah mengingat banyak PKL belum secara resmi melapor dan terdata pada pihak Paguyuban PKL Sukoharjo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Data kita ada kenaikan jumlah PKL sampai 500-an orang. Dari sebelumnya ada 2.000 PKL," kata Joko kepada Solopos.com, Kamis (20/5/2021).

Baca juga: PPKM Mikro Sukoharjo Diperpanjang Hingga 31 Mei, Ini Perincian Aturannya

Ekspedisi Mudik 2024

Dikatakannya, peningkatan jumlah PKL terjadi karena dampak pandemi Covid-19. Banyak masyarakat yang menjadi korban dirumahkan hingga PHK oleh tempatnya bekerja, lalu beralih ke PKL. Paguyuban PKL terus memantu perkembangan data anggota di 12 kecamatan.

Pemantauan juga dilakukan berkaitan dengan kondisi usaha para PKL selama pandemi virus Corona. Sebab PKL tersebut sangat membutuhkan bantuan pemerintah demi menjalankan usahanya.

"Kami harap PKL tetap mematuhi aturan dengan tidak memaksakan diri melakukan pelanggaran. Apabila melanggar maka nanti dikhawatirkan bisa terkena penertiban petugas," lanjutnya.

Baca juga; Sejarah Kelam Waduk Kedung Ombo hingga Jadi Tempat Wisata

Protokol Kesehatan

Selama pandemi virus corona, dikatakan Joko, para PKL sudah mematuhi protokol kesehatan secara ketat. Salah satunya dengan memakai masker. Selain itu juga menyediakan fasilitas tempat mencuci tangan menggunakan sabun dan jaga jarak pengunjung.

Joko memperkirakan jumlah PKL masih bertambah dan belum terdata. Dikatakannya PKL yang berdagang tidak hanya didominasi oleh orang tua. Sebab banyak anak muda ikut terjun berjualan dengan menggunakan berbagai sarana seperti gerobak, mobil, sepeda motor, kontainer box dan lainnya. Bahkan usaha dikembangkan melalui sistem online demi menjaga dari penularan virus Corona.

"PKL sekarang juga banyak yang jualan online sebagai bagian pengembangan pemasaran. Banyak anak muda yang jualan seperti itu sekarang," lanjutnya.

Baca juga: Kerusuhan Solo Mei 1998, Potret Sejarah Kelam Soloraya

Plt Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Sukoharjo Iwan Setiyono mengatakan sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia Maret tahun lalu, ada fenomena baru dimana banyak masyarakat memilih membuka usaha sendiri. Hal itu dilakukan karena terpengaruh terpuruknya ekonomi ditengah pandemi virus corona.

Dalam kondisi tersebut masyarakat tetap dituntut harus bisa memenuhi kebutuhan ekonominya sendiri. Berbagai usaha dilakukan termasuk menjadi pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM). Sektor usaha yang banyak dipilih seperti warung makan, kerajinan dan lainnya.

“Sektor UMKM banyak bergerak dibidang usaha dan ada fenomena dimana ditengah pandemi virus corona sekarang pertumbuhannya sekitar 10 persen. Banyak orang yang tadinya pegawai kantor atau buruh pabrik terkena PHK kemudian memilih membuka usaha sendiri dengan membuka warung makan, usaha olahan makanan dan minuman dan usaha lainnya,” ujarnya.

Pelaku UMKM yang baru membuka usahanya tersebut mendapat pemantauan serius dari petugas. Disdagkop dan UKM Sukoharjo juga memberikan pendampingan penuh agar usaha mereka tetap bisa berkembang. Bentuk pendampingan diberikan dengan memberi pelatihan, akses bantuan hingga pelatihan penjualan online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya