SOLOPOS.COM - Ratusan calon penumpang mengantre mendapatkan pengesahan surat izin naik pesawat di Terminal 2 Bandara Soekarno Hatta, Kamis (14/5/2020). (Antara-Ahmad Rusdi)

Solopos.com, JAKARTA -- Pakar kesehatan menyebutkan prediksi bahwa pandemi virus corona penyebab Covid-19 akan terus bertahan hingga 12 bulan ke depan atau tahun depan. Hal inilah yang membuat masyarakat Indonesia diminta bersiap untuk berdampingan dengan virus corona baru itu.

Hal itu disampaikan Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra terkait wacana pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski demikian, dia menggarisbawahi bahwa masyarakat harus siap berdampingan, namun bukan berdamai dengan Covid-19 seperti narasi pemerintah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkontak 3 Pasien Covid-19, Ratusan Warga Joyotakan Solo Jalani Rapid Test

Berdampingan dengan virus corona (jika bertahan hingga 12 bulan ) berarti masyarakat harus bersiap dengan segala kemungkinan selama pandemi ini masih ada. Berdampingan dengan Covid-19, kata dia, merupakan pilihan paling realistis mengingat Indonesia sudah terlambat dalam menangani pandemi.

Ekspedisi Mudik 2024

"Jadi sampai 12 bulan ke depan, jadi virus corona masih akan terus ada. Kami bukan menakut-nakuti, tapi hasil penelitian menyimpulkan bahwa ini akan berlangsung sampai 12 bulan. Jadi kami memberikan saran berdampingan degan Covid-19, bukan berdamai," kata Hermawan yang ditayangkan live oleh TV One, Rabu (20/5/2020).

Rekor Jumlah Kasus Baru Covid-19 Pecah Lagi, Masih Mau Berdamai?

Hermawan menyebutkan sejak awal Indonesia seharusnya berkejaran dengan kecepatan penularan Covid-19 sebelum diproyeksikan bertahan lebih dari 12 bulan. Sayangnya penerapan PSBB yang longgar sejak awal dan perilaku masyarakat membuat kecepatan penularan Covid-19 tak dapat dibendung.

"Kalau awalnya dulu kita bermaraton dengan Covid-19, kita adu cepat dengan virus. Tapi kemudian karena ini kemudian menjadi luar biasa, ada penularan lokal, dan fenomena gunung es," ujarnya.

Rapid Test Massal Covid-19 di Ponorogo, 36 Reaktif Positif

Gunung Es

Prediksi wabah Covid-19 bertahan hingga 12 bulan ke depan pun dinilai masuk akal lantaran penularan yang luar biasa. Hermawan mencontohkan fenomena gunung es kasus Covid-19 itu di Jakarta. Menurutnya, lebih dari setengah juta warga Jakarta sudah bisa terkena Covid-19 atau jauh lebih tinggi daripada laporan pemerintah.

"Di DKI itu 533.0000 itu sudah bisa kena covid-19, nah saran kita itu berdampingan bukan berdamai. Kalau PSBB ini kan intervensi longgar, ya dipertahankan [jangan makin dilonggarkan]," kata Hermawan.

Terungkap! Gambar Menyeramkan Gadis Pembunuh Bocah Ceritakan Siksaan Pacar

Dia mengingatkan risiko berlarut-larutnya wabah Covid-19 yang diperkirakan bisa bertahan hingga 12 bulan ke depan. Pasalnya, Indonesia memiliki keterbatasan infrastruktur kesehatan, khususnya jumlah tenaga kesehatan yang jauh dari ideal.

"Ini walaupun angkanya ribuan [ratusan ribu dokter], ini sangat kecil dibandingkan jumlah penduduk Indonesia. Idealnya perbandingan jumlah dokter dan penduduk adalah 1 : 1.500, tapi di Indonesia 1 : 150.000. Ini jauh dari kata cukup."

Gambar Terbaru Gadis Pembunuh Bocah Sawah Besar, Tak Lagi Menyeramkan

Untuk menghadapi skenario Covid-19 bertahan hingga 12 bulan itu, Hermawan menyarankan pemerintah memaksimalkan fungsi PSBB. Penerapan PSBB bisa berlaku dengan intervensi lentur, kadang ketat, namun kadang bisa dilonggarkan agar efek ekonominya tidak terlalu berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya