SOLOPOS.COM - Karyawan menunjukkan sepeda motor di diler Wonogiri, Rabu (20/1/2021). (Solopos.com-Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI Pandemi Covid-19 bikin sepeda motor sulit laku. Penjualan sepeda motor di sejumlah diler di Wonogiri, Jawa Tengah merosot selama pandemi Covid-19, sepanjang tahun 2020 lalu.

Pada awal Covid-19 mewabah, penurunan penjualan motor di Wonogiri bahkan mencapai 70% dari kondisi normal. Ini karena daya beli masyarakat anjlok seiring tertekannya ekonomi akibat terdampak pandemi Covid-19.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Kepala Cabang Diler Honda Naga Mas Pokoh, Kecamatan Wonogiri, Dino, saat ditemui Solopos.com di diler tempatnya bekerja, Rabu (20/1/2021), menyampaikan penjualan turun tajam pada Maret atau awal pandemi Covid-19 hingga Oktober 2020.

Baca Juga: 7 Tanaman Ini Kata Fengsui Bawa Hoki & Kekayaan

Ekspedisi Mudik 2024

Dino menyebut penurunannya berkisar 50%-70%. Pada kondisi normal tahun sebelumnya, penjualan di empat Diler Naga Mas, meliputi Wonogiri, Slogohimo, Baturetno, dan Pracimantoro, antara 350 unit-450 unit/bulan.

Sementara itu, pada awal pandemi Covid-19 hingga Oktober penjualan di angka 80 unit-200 unit/bulan. “Itu untuk berbagai jenis produk. Pencapaian penjualan bisa sampai segitu sudah Alhamdulillah,” kata Dino.

Seiring berjalannya waktu penjualan mulai membaik hingga akhir 2020, tetapi belum pulih. Kondisi tersebut masih terjadi hingga Januari 2021 ini. Mulai November penurunan penjualan berkisar 30%-40%. Saat itu penjualan tercatat 250 unit-300 unit.

Baca Juga: 9 Bulan Diadopsi, Anak Balita Disiksa Hingga Tewas

Membaiknya tingkat penjualan itu seiring mulai menggeliatnya perekonomian warga. Warga kembali bisa bekerja meski dengan penerapan protokol pencegahan penularan Covid-19 secara ketat.

“Meski turun, tetapi penjualan Honda tergolong tinggi dibanding kompetitor. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap Honda tetap besar. Honda masih menjadi pilihan masyarakat,” imbuh Dino.

Harga Murah

Scoopy dan Beat menjadi primadona karena harganya tak terlalu mahal. Naga Mas membanderol Scoopy standar Rp20,975 juta/unit dan berfitur keyless Rp21,775 juta/unit. Sementara, Beat dijual seharga Rp17,875 juta/unit dan berfitur idling stop system (ISS) Rp18,575 juta/unit.

Baca Juga: Gempa Sulawesi Barat Dinilai Tak Lazim, Mengapa?

Selama pandemi Covid-19 Naga Mas menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. Karyawan dan konsumen wajib bermasker, mencuci tangan di tempat yang disediakan atau menggunakan sabun tanpa bilas, harus menjaga jarak. Layanan service dibatasi.

Biasanya Naga Mas melayani 50 unit, sekarang 20-25 unit saja. Selebihnya di-service di hari lain.

Diler Yamaha Kondang Motor Wonogiri juga mengalami hal serupa. Karyawan Sales Counter diler bersangkutan, Purwani, mengatakan penjualan di delar tempatnya bekerja pada awal pandemi Covid-19 2020 tercatat 12 unit-15 unit/bulan.

Baca Juga: Kristen Gray Dideportasi Via Bandara Soekarno-Hatta

Mulai Oktober penjualan mulai membaik tetapi belum pulih seperti semula, yakni di angka 20 unit-30 unit/bulan. Pada kondisi normal penjualan berkisar 30 unit-50 unit/bulan.

Untuk menarik konsumen, leasing membuat program pemotongan angsuran. Sementara itu, diler tetap memasang dengan harga standar.

“Yang menjadi pilihan masyarakat All New Nmax standar Rp30,325 juta/unit, berfitur connected Rp31,325 juta/unit, dan ABS Rp33,970/unit,” kata Purwani.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya