SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO-Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Amanat Nasional (PAN) Kota Solo menyiapkan beberapa nama potensial sebagai cawali dan cawawali yang akan diusung dalam Pilkada 2020.

Salah satunya politikus senior PAN Solo yang kini menjabat Sekretaris DPW PAN Jateng, Umar Hasyim. Ada juga nama pengurus Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo, Djoko Riyanto, serta Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ketiga nama itu dinilai paling potensial untuk menjadi cawali-cawawali di koalisi gabungan partai-partai politik (parpol) yang diinisiasi PAN dan Partai Gerindra. Penjelasan itu disampaikan Sekretaris DPD PAN Solo, Achmad Sapari, Jumat (26/7/2019).

“Yang saat ini sudah dengan kami ada Pak Umar Hasyim, Pak Djoko Riyanto dari PDM, dan Pak Achmad Purnomo,” ujar dia. Sapari mengatakan peluang menjadikan Purnomo sebagai cawali koalisi gabungan parpol masih sangat terbuka.

Kendati diakui dia beberapa tahun terakhir Purnomo sudah menjadi kader PDIP seiring pencalonannya sebagai cawawali Solo Pilkada 2014. Tapi diakui dia hingga saat ini PAN belum mengirim orang untuk bertemu Purnomo.

“Kan belum tahu, belum jelas. Umpamanya anu, yang namanya sekarang ini ganti partai kan bisa,” imbuh dia. Sosok Purnomo dinilai Sapari sebagai salah satu figur dengan popularitas dan elektabilitas tertinggi di Solo setelah FX. Hadi Rudyatmo.

Secara historis, Purnomo juga pernah menjadi kader PAN ketika Pilkada Solo 2009. “Pernah kami angkat dari PAN. Saya pikir figur lokal lebih bisa diterima masyarakat dibandingkan tokoh nasional. Daerah punya karakter sendiri,” kata dia.

Menurut Sapari koalisi gabungan parpol harus bisa mendapatkan figur dengan popularitas dan elektabilitas tinggi bila ingin memenangi Pilkada 2020. Figur yang diusung koalisi gabungan harus lebih baik dari figur yang diusung kompetitor.

Sebab koalisi yang diusung PDIP unggul dalam hal mesin parpol dengan banyaknya perolehan suara dan kursi DPRD Solo saat Pemilu 2019. Bila tak mempunya figur cawali-cawawali dengan elektabilitas paling tinggi, koalisi gabungan sulit menang.

Untuk itu penentuan siapa-siapa saja figur cawali-cawawali di koalisi gabungan parpol akan sangat menentukan. Bila tak berhasil menjaring figur super potensial, Sapari menilai ada kemungkinan koalisi PDIP akan melawan kotak kosong.

“Kalau tidak ada titik temu diantara partai-partai koalisi bisa saja nanti PDIP akan melawan kotak kosong. Sebab sejauh ini saya melihat belum ada figur potensial yang serius akan mencalonkan diri melalui jalur independen,” sambung dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya