SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Bara Hasibuan mengatakan kalau partai-partai sudah menentukan dukungan terhadap pemerintah, maka mereka bagian dari koalisi itu. Nah, ini yang belum kita lihat sekarang. Permasalahan yang besar adalah koalisi ini tidak dibangun berdasarkan ide-ide bersama,  suatu common purpose. Ini akhirnya menyebabkan  koalisi bersifat sangat fluid, jadi bisa bubar setiap saat. Di samping itu, partai-partai ini kurang memiliki tanggung jawab yang sama dengan presiden dan wakil presiden dalam memerintah.
Presiden mempunyai kesempatan untuk membentuk konfigurasi politik yang baru. Kita percaya bahwa presiden mempunyai kemampuan untuk itu. Investigasi dari kasus Century adalah pelajaran sangat besar dan harus dimanfaatkan. Ini adalah momentum yang kuat. Berikut wawancara Wimar Witoelar dengan Bara Hasibuan.

Bara Hasibuan dan saya banyak bertemu dan bergaul dan sama-sama terlibat dalam pendirian suatu partai yaitu Partai Amanat Nasional (PAN). Bara masuk partai itu dan menjabat dalam kepengurusan partai selama beberapa tahun sampai dia melakukan gerakan politiknya di tempat lain. Setelah Pemilu 2009, Bara mulai aktif lagi dan menjadi salah satu ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Apakah itu betul?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Betul sekali. Sekarang saya kembali ke PAN setelah 10 tahun tidak aktif di PAN. Dulu saya ikut mendirikan PAN yang prosesnya cukup panjang. Di kepengurusan pertama, saya menjabat sebagai Kepala Departemen Luar Negeri. Selanjutnya dalam kongres 2000 naik menjadi Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen). Waktu itu sekjennya adalah Hatta Rajasa. Setahun kemudian saya memutuskan keluar dari PAN karena banyak perbedaan fundamental antara saya dan teman-teman dalam kepengurusan PAN. Namun sekarang ini saya melihat PAN dalam kepemimpinan Hatta Rajasa berkomitmen menjadikan PAN lebih terbuka, modern dan progresif.

Terus terang saja, Golkar, PDIP, PKB, PKS, Partai Pelopor semuanya sangat menurun. PAN at least mulai. Kalau partai ini ingin mendapatkan kredibilitas rakyat, apa yang harus diraih dari rakyat yang sedang dikecewakan oleh partai lain?

Saya pikir PAN harus kembali kepada cita-cita awal. PAN sewaktu pertama kali didirikan begitu aktraktif bagi banyak orang karena partai itu penuh dengan audiens [party of audience] dan komit terhadap reformasi. Walaupun kemudian di pemilihan tahun 1999 kita hanya mendapatkan 7%, jauh di bawah dari target awal kita, tapi saya pikir itu memang merefleksikan karakteristik pemilih Indonesia, dimana politik tradisional masih memegang peran.

Apalagi waktu itu belum pernah ada Pemilu yang bebas sebelumnya, betulkah?

Betul. Saya pikir saat ini politik aliran makin lama makin berkurang dominasinya di politik Indonesia. Kalau PAN memang ingin betul-betul mempunyai peranan, maka harus kembali lagi ke cita-cita awal. PAN harus mengeluarkan ide-idenya dari sisi politik maupun perbaikan ekonomi yang dulu merupakan kekuatan PAN. Saya pikir PAN juga harus bisa memunculkan politic of common sense yang akhir-akhir ini agak hilang dan meninggalkan personalization of politics yang selama beberapa bulan terakhir ini agak mendominasi kehidupan politik kita.

Bagi beberapa partai, posisi menteri barangkali lebih penting daripada posisi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Apakah PAN punya pendapat mengenai posisi presiden yang sekarang mempunyai masalah dengan koalisi?

Pada rapat kerja nasional 2009, PAN memutuskan untuk mendukung pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono dan keputusan tersebut masih tetap. PAN ingin menunjukkan bahwa kita adalah partai konsisten. Kalau kita memang bagian dari koalisi, kita juga mempunyai semacam tanggung jawab kepada pemerintah. Namun kejadian akhir-akhir ini menujukkan bahwa tidak semua partai berkomitmen terhadap yang sudah mereka sepakati dari awal.

Proses Century itu sudah selesai atau belum? Kalau belum, apa yang harus dilakukan karena saya mendengar pidato Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie seakan-akan mengajak perdamaian dan tidak melihat ada persoalan, padahal Golkar adalah kekuatan utama dibalik Pansus. Di mana sebetulnya perjuangannya dan dimana Anda menempatkan diri?

Yang jelas secara politik, proses yang dilakukan oleh Pansus DPR sudah berakhir, dalam arti mereka sudah menyatakan kesimpulan mereka. Walaupun ada next step lagi di DPR yang bisa dilakukan yaitu dengan hak menyatakan pendapat yang sekarang. Katanya sedang di diskusikan di dalam DPR.

Apakah hak menyatakan pendapat itu otomatis pemakzulan atau bukan?

Tidak, hak menyatakan pendapat adalah suatu statement yang dikeluarkan oleh DPR yang tidak mengikat secara hukum dan mempunyai berbagai macam konstitusi politik

Apakah yang kemarin bukan pendapat bahwa katanya ada kesalahan?

Bukan, itu adalah hasil dari proses investigasi yang dilakukan oleh Pansus atau Panitia Angket. Kesimpulannya kemudian disahkan oleh rapat paripurna yang diproses melalui vote. Saat ini memang kita lihat bola ada di tangan presiden dan presiden sudah menyatakan dia menghormati hasil panitia khusus tersebut, walaupun juga menekankan bisa juga dilakukan proses hukum.

Lalu, apa kesimpulannya dan apa tangung jawab partai?

Kalau partai-partai sudah menentukan dukungan terhadap pemerintah, maka mereka bagian dari koalisi itu. Nah, ini yang belum kita lihat sekarang. Permasalahan yang besar adalah koalisi ini tidak dibangun berdasarkan ide-ide bersama, suatu common purpose. Ini akhirnya menyebabkan  koalisi bersifat sangat fluid, jadi bisa bubar setiap saat. Di samping juga partai-partai ini memang kurang memiliki tanggung jawab yang sama dengan presiden dan wakil presiden dalam memerintah.

Bagaimana Anda sebagai orang biasa melihat segala sesuatunya atau ujung proses di Pansus DPR kemarin. Apakah itu memperkuat atau memperlemah lembaga demokrasi ?

Fraksi PAN di dalam Pansus tidak melihat adanya semacam motivasi yang bersifat kriminal yang dimiliki Boediono dan Sri Mulyani Indrawati sebagai orang yang mempunyai otoritas untuk melakukan sesuatu itu. Pada waktu itu jika mereka yang mempunyai otoritas tidak melakukan sesuatu sehingga Indonesia masuk dalam krisis, maka mereka juga akan disalahkan. Jadi memang situasinya menjadi serba salah. Mungkin tidak semua prosedur itu dipatuhi oleh mereka, tapi kadang memang dalam situasi emergency kita harus melakukan sesuatu dengan cepat.

Kalau partai koalisi mempunyai bias, mempunyai sentimen negatif atau kurang percaya pada pejabat pemerintah, padahal pejabat itu adalah orang yang sangat dibanggakan oleh presiden, apakah partai tersebut lebih baik mundur saja dari koalisi ?

Nah itu yang saya tidak lihat. Kalau memang pada awalnya mereka tidak sesuai, tidak suka dengan beberapa figur yang ada dalam kabinet, mereka harus menyatakan pendapat dari awal bahwa mereka tidak suka dan tidak akan masuk koalisi. Namun mereka tetap masuk koalisi walaupun mereka tidak merasa nyaman dengan beberapa individu di dalamnya. Saya pikir itu suatu tindakan yang tidak bisa dibenarkan.

Sebetulnya persoalan Bank Century itu sudah banyak diketahui, tapi baru dibongkar-bongkar setelah ada masalah lain. Penonton, pengamat, atau orang awam melihat itu sebagai tindakan yang tidak ada fatsunnya. Bagaimana kita memelihara fatsun politik supaya itu tidak terjadi lagi?

Satu hal yang penting adalah di sini presiden mempunyai kesempatan untuk membentuk konfigurasi politik yang baru. Investigasi kasus Century adalah pelajaran sangat besar, dengan begitu ini harus dimanfaatkan. Presiden harus bisa menilai siapa anggota koalisi yang selama ini bersikap konsisten sebagai bagian dari koalisi dan siapa yang tidak. Kita akan memberi contoh bagaimana berpolitik secara sehat dan menggunakan etika.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya