SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SRAGEN</strong>–<a title="Bupati Sragen Ingatkan Kartini Milenial sebagai Agent of Change" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180420/491/911610/bupati-sragen-ingatkan-kartini-milenial-sebagai-agent-of-change">Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati </a>mendapat keluhan tentang adanya bantuan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang mangkrak dan tidak dapat dimanfaatkan di wilayah utara Bengawan Solo. Berdasarkan catatan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Sragen hanya ada dua lokasi Pamsimas yang mangkrak, yakni di Desa Gebang Kecamatan Sukodono dan Gemantar Kecamatan Mondokan.</p><p>Bupati menyampaikan adanya bantuan Pamsimas yang mangkrak saat meluncurkan produk BPR BKK Air dari BKK Karangmalang, Sragen, di Pendapa Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen, Rabu (25/4/2018).</p><p>&ldquo;Biasanya kalau pompa sudah rusak tidak mau memperbaiki dan hanya mengandalkan bantuan pemerintah lagi. BPR BKK Air bisa menjawab problem tersebut,&rdquo; katanya.</p><p>Kabid Cipta Karya Disperkim Sragen Pursito mewakili Kepala Disperkim <a title="DPRD Minta Pemkab Segera Lelang Proyek Perbaikan Jalan 2018" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180420/491/910163/dprd-minta-pemkab-segera-lelang-proyek-perbaikan-jalan-2018">Sragen</a> Zubaidi saat ditemui <em>Solopos.com</em> di ruang kerjanya, Kamis (26/4/2018), menyampaikan adanya bantuan sarana Pamsimas yang mangkrak itu disebabkan karena debit air di dalam tanah habis. Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Diperkim Sragen, Ilham Kurniawan, ada dua Pamsimas yang masuk zona merah atau mangkrak, yakni Pamsimas di Desa Gebang, Sukodono, dan Gemantar, Mondokan.</p><p>Selain itu, ada delapan desa yang bantuan Pamsimasnya masuk zona kuning karena debit airnya hanya kecil, yakni di Desa Srawung dan Poleng Kecamatan Gesi; Desa Ngargosari Kecamatan Sumberlawang; Desa Mlale Kecamatan Jenar; Desa Sigit Kecamatan Tangen; Desa Jeruk dan Gilirejo Baru Kecamatan Miri; dan Desa Pare Kecamatan Mondokan.</p><p>&ldquo;Sudah ada alternatif solusi untuk dua Pamsimas yang mangkrak dan delapan Pamsimas yang debitnya kecil itu. Sebanyak 10 Pamsimas di 10 desa itu akan diusulkan kembali untuk mendapatkan bantuan dari APBN pada 2019 mendatang. Kemungkinan dari bantuan hibah. Alternatifnya bisa mengalihkan ke sumber lain atau sumur dalam yang ada dibor lebih dalam lagi. Pekerjaannya bisa dilakukan secara swakelola,&rdquo; ujar Ilham yang mendampingi Pursito.</p><p>Salah satu bantuan Pamsimas yang debit kecil berada di Desa Gilirejo Baru yang dibangun dengan dana Rp269,9 juta dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017. Ilham menjelaskan untuk mencari sumber air rekanan harus mengebor sampai di delapan lokasi dengan kedalaman 80 meter. Akhirnya menemukan sumber air dengan debit hanya 1,8 liter per detik. Pamsimas di Gilirejo Baru itu mampu melayani 30 sambungan rumah tetapi airnya kecil mengingat debitnya juga kecil.</p><p>&ldquo;Solusinya kemungkinan hanya pengolahan air di WKO [Waduk Kedung Ombo] karena Gilirejo Baru nyaris dikelilingi air WKO. Saya dengar izin pemanfaatan air WKO segera turun. Tetapi biaya untuk pengolahan air WKO cukup tinggi dan yang memungkinkan hanya PDAM [Perusahaan Daerah Air Minum],&rdquo; jelasnya.</p><p>Ilham mencatat dengan masih adanya kendala persoalan sarana air bersih ternyata ketersediaan air bersih di Sragen sudah mencapai 82%. Kendati demikian, Ilham masih menyayangkan masih adanya kegiatan rutin berupa bantuan air bersih saat musim kemarau di utara Bengawan Solo.</p><p>&ldquo;Pada 2018 ada bantuan dari APBN untuk sembilan Pamsimas di sembilan desa,&rdquo; imbuhnya.</p>

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya