SOLOPOS.COM - Penemuan mayat Joko Sarwono, Rabu (3/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

Penemuan mayat Joko Sarwono, Rabu (3/4/2013). (JIBI/SOLOPOS/Moh Khodiq Duhri)

KLATEN — Darsono, 60, tidak menyangka, permintaan izin kepergian anaknya, Joko Sarwono, 30, kepadanya dua hari lalu adalah untuk selama-lamanya. Warga Dusun Mutihan, Desa Karangan, Kecamatan Karanganom, itu masih ingat betul saat-saat terakhir dia dipamiti pergi oleh anaknya untuk menemui Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, di Semarang. “Dia pergi bersama Widodo [teman Joko],” ucap Darsono yang dikerubuti polisi dan wartawan di pinggiran jalan Karanganom-Polanharjo, Rabu (3/4/2013).

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Joko merupakan seorang difabel yang tergabung dalam Paguyuban Penyandang Cacat Klaten (PPCK). Namanya juga masih tercatat sebagai anggota Ikatan Tuna Daksa Kabupaten Klaten.

“Sebenarnya dia masih bisa berjalan, akan tetapi tidak bertahan lama. Sehari-hari dia menggunakan kruk sebagai alat bantu untuk berjalan,” jelas Darsono.

Tidak diketahui persis apakah maksud dan tujuan Joko ingin bertemu dengan Bibit Waluyo. “Secara organisasi, tidak ada agenda kunjungan kepada Pak Bibit di Semarang. Barangkali itu keinginan pribadi beliau,” ujar Sekretaris PPCK, Suhardi Wiyono, saat dihubungi Solopos.com melalui ponselnya.

Keinginan bertemu dengan Bibit Waluyo belum tercapai, namun Joko sudah ditemukan tewas mengenaskan di sebuah parit di pinggir jalan Karanganom-Polanharjo tepatnya di Desa Jurangjero, Kecamatan Karanganom, Rabu, sekitar pukul 11.30 WIB. Jasadnya kali pertama ditemukan oleh seorang pencari rumput yang kebetulan melintas di lokasi.

Saat ditemukan, beberapa luka terlihat di sekujur tubuh pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat tersebut. Dia mengalami luka di kepala sebelah kanan. Pecahan kaca helm ditemukan di sela-sela rambutnya. Salah satu kakinya juga mengalami luka. Petugas identifikasi juga menemukan tas kecil warna hitam yang masih dikenakan korban. Tas tersebut berisi dompet dan dua buah ponsel. Dalam dompet tersebut ditemukan KTP atas nama korban, kartu anggota difabel, serta uang ratusan ribu rupiah.
Saat ditemukan, korban mengenakan kaus warna merah marun, jaket dan celana panjang warna hitam. Jasad Joko lalu dibawa ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Soeradji Tirtonegoro untuk divisum.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Klaten, Danu Pamungkas yang berada di lokasi tidak bersedia menjawab pertanyaan wartawan perihal apakah luka yang ditemukan ditubuh korban adalah bekas penganiayaan.

“Sementara masih kami lidik,” jawab Danu singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya