SOLOPOS.COM - Seorang pengunjung tengah membaca artikel yang ditempel pada pameran makanan di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). pameran yang sarat nilai edukasi itu berlangsung 16-26 Desember kemarin. (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

WONOSARI —unungkidul sampai sekarang belum memiliki city branding atau identitas sebuah daerah yang ditandai dengan logo serta slogan. City branding dianggap penting untuk pengenalan daerah kepada wisatawan.
Desainer grafis asal Gunungkidul, Arwan Sutanto, 33, mengatakan city branding itu diperlukan untuk membangun citra kabupaten di mata wisatawan. “Apalagi Gunungkidul sekarang sedang jadi perhatian banyak orang karena wisatanya,” kata Arwan kepada Harian Jogja, Rabu (26/12).
Arwan mengatakan city branding itu juga berguna untuk memudahkan orang ingat kepada Gunungkidul. Dia membandingkan dengan branding dari produk-produk industri seperti Nike dengan slogan Just Do It.
“Dengan hanya melihat logonya, orang tahu kalau itu Nike,” kata Arwan. Menurutnya, Gunungkidul perlu belajar dari Jogja yang telah membuat city branding yakni “Never Ending Asia”.
Konsep itu dianggap penting untuk menarik wisatawan datang ke daerah destinasi wisata.Selain Jogja, daerah lain di DIY yang punya city branding adalah Kulonprogo yakni “The Jewel of Java”.
Arwan mengatakan city branding juga berpotensi menarik investor untuk berinvestasi di Gunungkidul. Pasalnya, city branding dibuat untuk membangun pencitraan yang kuat tentang suatu daerah.
Selain itu, Arwan mengatakan city branding juga dapat memiliki dampak ekonomi.  Warga Gunungkidul dapat menggunakan city branding ini untuk membuat kaus, kerajinan serta karya lainnya yang dapat dijadikan komoditas dagang.
Pemerintah, ujarnya, perlu membuat city branding ini agar wisata Gunungkidul semakin semarak. Namun, pembuatan city branding juga harus diikuti dengan perbaikan sarana prasarana serta infrastruktur daerah.
“Supaya wisatawan yang datang berkunjung tidak kecewa karena kenyataannya berbeda dari city branding,” kata Arwan. Terpisah, wisatawan yang sering berkunjung ke Gunungkidul, Roby Mahendra, 24, mengatakan pemerintah perlu memikirkan upaya-upaya alternatif untuk pengembangan kabupaten ini.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya