SOLOPOS.COM - Tino Sidin, seniman yang terkenal karena mengasuh acara Gemar Menggambar di TVRI era tahun 1980-an. (adimust.wordpress.com)

Tino Sidin, seniman yang terkenal karena mengasuh acara Gemar Menggambar di TVRI era tahun 1980-an. (adimust.wordpress.com)

JOGJA – Sekitar 100 karya seni milik Tino Sidin yang terdiri atas sketsa, karya lukis, buku panduan menggambar, komik dan medium lainnya karya akan dipamerkan di gedung museum Bank Indonesia, Jalan Senopati, Jogja, dalam pameran bertajuk Ya Bagus. Pameran yang berlangsung dari tanggal 16 November-25 November memamerkan karya Tino Sidin dari tahun 1968-1995.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Panca Takariyati Sidin, anak Tino Sidin, pameran tersebut sebagai bentuk napak tilas Tino Sidin dalam menjadi seorang pelukis. Dikatakan wanita yang akrab disapa Titik Sidin itu, hubungan antara Bank Indonesia dengan dengan sang ayah memang memilki keterikatan. Betapa tidak, pada tahun 70an, Tino Sidin beberapa kali mendapatkan orderan dari Bank Indonesia untuk membuat reklame program Tabanas dan Taska. “Saya masih ingat reklame itu selain di Jogja juga terpampang di Wonosari [Gunungkidul], katanya.

Dijelaskan dia, seluruh karya yang dipamerkan di Bank Indonesia tersebut beberapa di antaranya belum pernah dipamerkan sama sekali. Bahkan dalam pameran nantinya, ia juga akan memajang dokumen penting berupa surat yang ditulis langsung oleh Presiden Soekarno kepada Tino Sidin. Surat yang ditulis oleh presiden Indonesia pertama itu diterima Tino Sidin pada pertengahan tahun 60an. “Surat itu berisikan permintaan dukungan Soekarno terhadap ayah saya [Tino Sidin] saat konflik ganyang Malaysia. Dari surat itu, presiden meminat Ayah saya untuk membantu doa, kebetulan ayah saya memang suka hal yang berbau kejawen,” ungkapnya,

Dari seluruh karya yang dipamerkan itu, pihak keluarga berharap bahwa sejumlah karya milik Tino Sidin terjual dalam pameran sehingga nantinya bisa membantu pihak keluarga dalam membuat museum yang layak dalam menampung karya karya milik Tino Sidin. “Kami ingin membuat semacam museum bagi ayah. Selama ini kami menyimpan karya di Taman Tino Sidin [Kadiporo, Ngestirejo,Kasihan, Bantul],” ungkapnya,

Mikke Susanto, kurator dalam pameran tersebut menuturkan kendati banyak yang menilai Tino Sidin belum dianggap sebagi perupa terkemuka negeri ini. Namun pelukis kelahiran Tebingtinggi, Sumatera utara, 1925 itu memiliki kontribusi yang luar biasa bagi dunia pendidikan melukis terutama bagi anak anak. Betapa tidak, melalui program acara “Gemar
Menggambar” yang disiarkan TVRI Tino sanggup memberikan pendidikan melukis yang mudah diterima bagi anak anak. “Cara melukisnya selalu identik dengan garis lengkung dan lurus. Mulai dari membentuk angka, ia bisa membuat gambar aneka
binatang. Inilah yang membuat anak anak begitu menanti pelajaran menggambar Tino Sidin di masa itu,” paparnya.

Ditambahkan Mike, Tino Sidin memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki pelukis pada umumnya. Tino merupakan perupa yang konsisten dengan objeknya yang sarat berbau anak anak. Hanya saja, keceriaan warna, yang umumnya ditemukan dalam karya seni rupa anak anak justru tidak ditemui dalam karya milik Tino Sidin. “Warnanya dominan gelap
dan redup penuh misteri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya