SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu saat mengunjungi Pameran Pikat Wastra Nusantara sebagai rangkaian Festival Kota Lama di Semarang, Kamis (14/9/2023). (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) menggelar Pameran Pikat Wastra Nusantara dan Funky Kebaya dalam event Festival Kota Lama Semarang yang sudah berlangsung sejak 7-17 September 2023. Tak tanggung-tangung dalam pameran ini para pengunjung bisa melihat secara langsung berbagai motif kain dari 23 daerah di Indonesia.

Pameran Pikat Wastra Nusantara dan Funky Kebaya ini digelar di Gedung Oudetrap yang berhadapan dengan Taman Sri Gunting, Kota Lama. Berbagai kain kebanggan nusantara dipajang lengkap dengan nama dan penjelasan terkait kain itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Satu kain yang bisa dilihat yaitu kain Futus Atoin Beso yang merupakan motif leluhur Desa Oenenu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kain yang dipajang itu merupakan koleksi perancang busana atau desainer kondang, Samuel Wattimena.

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan kain nusantara yang dipamerkan sebagian merupakan koleksi perancang busana Samuel Wattimena.

“Ini merupakan rangkaian Festival Kota Lama. Yang istimewa banyak koleksi kain seluruh Indonesia yang ditampilkan Pak Samuel Wattimena,” kata perempuan yang karib disapa Mbak Ita di lokasi, Kamis (14/9/2023).

Ita ingin lewat pameran ini masyarakat terutama generasi muda bisa lebih tahu dan mau ikut melestarikan kain budaya bangsa. Ita berharap dengan pameran ini akan memunculkan regenerasi dari generasi muda yang mau ikut melestarikan kain ini.

Regenerasi

“Hal ini mengingatkan ada banyak budaya yang harus dilestarikan. Banyak ragam motif kain bermacam macam, ada dari NTT [Nusa Tenggara Timur], Maluku, Bali, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat [NTB], Maluku, dan Papua. Bisa tahu motif dari Sabang sampai Merauke. Ini bisa jadi pameran yang bisa dilihat dan diketahui generasi muda, perajin sekarang sudah sepuh, sudah tua, tentunya harus ada regenerasi,” jelasnya.

Meski kain yang dipamerkan itu tidak bisa dibeli karena merupakan koleksi, pihak penyelenggara menyediakan stan khusus fashion dari kain berbagai motif yang bisa dibeli. Produk berupa kebaya, kain tenun, dan kerajinan tangan yang dijual sudah disesuaikan dengan model anak muda kekinian.

“Belanja bisa. Tadi yang sangat luar biasa ada dari difable, ini bisa bangkitkan ekonomi teman-teman berkebutuhan khusus. Jahitannya bagus-bagus, ada tenun, batik, ready to wear,” kata Ita.

Sementara itu, Samuel Wattimena, menambahkan kain-kain koleksinya yang dipamerkan hari ini dikumpulkan dari 26 daerah di Indonesia. Ia juga melihat Batik Semarang yang menurutnya sejajar dengan wastra atau kain tradisional dari daerah lain.

“Ini dari 26 daerah. Batik Semarang ada juga. Kita kasih lihat Batik Semarang dengan wastra daerah lainnya itu sejajar,” tandas Samuel.

Sekadar informasi, selama Festival Kota Lama, masyarakat bisa menikmati berbagai event mulai dari Festival Jamur Nusantara, Nusantara Folklore Festival, hingga Pasar Kuliner Sentiling.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya