Pengunjung saat menyaksikan salah satu karya yang dipajang dalam pameran bertajuk “My Existence” di Bentara Budaya, Sabtu (15/12). (JIBI/Harian Jogja/Kurniyanto)
JOGJA—Perupa asal Makassar, Sutrisno, menggelar pameran di Bentara Budaya Jogja, Sabtu (15/12). Pameran itu membawa pesan perdamaian atas maraknya kekerasan yang mengatasnamakan suku, agama, dan ras (SARA) di Indonesia belakangan ini.
Promosi Nusantara Open 2023: Diinisiasi Prabowo, STY Hadir dan Hadiah yang Fantastis
Dala sebuah karya grafis dalam kanvas berukuran 150 x 200 cm, diperlihatkan kedekatan yang begitu intim antara seorang wanita berjilbab serta seorang wanita Cina yang mengenakan pakaian baju khas cina. Keduanya tampak akrab saat memandikan seorang bayi di salah satu sudut jalanan. Di sekeliling mereka dua ekor anjing dan seekor kucing yang juga terlihat begitu akrab bermain bersama.
“Karya ini saya buat berawal saat saya tengah jalan jalan di salah satu pasar sekitar Prambanan belum lama ini. Pada waktu itu saya merekamnya dengan kamera saya kemudian saya pindahkan ke medium grafis,” kata Sutrisno kepada Harian Jogja di sela-sela pameran.
Menurut Sutrisno, salah satu alasannya membuat karya tersebut karena ia melihat selama ini hubungan antara seorang wanita pribumi dengan kaum non pribumi seringkali timbul sebuah gesekan yang kerap berujung pada kekerasan. “Namun ternyata pandangan itu tidak sepenuhnya betul. Saya melihat keintiman antara kaum pribumi dan non pribumi masih ada jika kita melihat secara seksama,” ungkapnya.
Karya yang dibuat pada 2012 itu merupakan salah satu di antara 43 karya grafis yang disuguhkan dalam pameran tunggal Sutrisno bertajuk My Existence di Bentara Budaya, 15-23 Desember.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
