SOLOPOS.COM - Seniman Agussis (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pelukis asal Solo, Agussis, akan menggelar pameran lukisan tunggal di Studio Madyotaman Artspace, Jl Madyotaman II No 17, RT 004/RW 002, Kelurahan Punggawan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin-Kamis (21/10-7/11/2013).

Pameran tersebut adalah kelanjutan dari pameran lukisan sebelumnya yang digelar di Jakarta, 2012 lalu. Bila pada lukisan sebelumnya ia bercerita tentang Batik Mendunia, kini pria kelahiran Solo, 25 Agustus 1972, itu berkisah tentang Kebangkitan Batik melalui coretan kanvas.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Sebagian koleksi lukisan yang akan dipamerkan itu adalah stok lama pada pameran sebelumnya. Sedangkan sebagian yang lain adalah karya baru yang dikerjakan selama dua tahun terakhir. Beberapa karya baru itu antara lain bercerita tentang para petani memakai batik sambil menggiling pari. Ada pula para petani berpakaian batik sambil membawa hasil panen. Sedangkan pada karya sebelumnya, ia menampilkan baju-baju batik yang dipakai oleh beberapa orang di dalam showroom batik dan sebagainya.

Menurut Agussis, gambaran petani yang memakai batik adalah bentuk kecintaan mereka terhadap batik. Bangkitnya batik di tengah-tengah masyarakat juga ditandai dengan banyaknya anak sekolah maupun pegawai yang kini sudah mengenakan batik. Sedangkan dulu batik hanya dipakai saat hajatan maupun fashion show.

“Untuk pameran kali ini lebih mengetengahkan batik batik yang sudah akrab di lingkungan masyarakat. Sedangkan jenis-jenis batik saya visualkan dalam bentuk lukisan,” ujar Agussis saat ditemui Solopos.com di Studio Madyotaman Artspace, Sabtu (19/10/2013).

Menurutnya, banyak masyarakat yang belum terlalu paham mengenal berbagai jenis batik, seperti batik Kokrosono, Bondet, Truntum, Wahyu Tumurun, Sekar Jagat, Gajah Birowo, Pisang Bali, Ngreni dan sebagainya. Bahkan ada batik Parang Barong Rusak yang konon katanya sering dipakai oleh raja. Referensi berbagai jenis batik yang dituangkan ke dalam kanvas, itu dia dapat dari sket batik milik Pura Mangkunegaran, buku-buku batik, koran dan bertanya ke rekannya yang membuat batik.

Agussis mengatakan sebetulnya pameran lukisan tunggal itu akan digelar di Menara Jamsostek, Jakarta, bertepatan dengan Hari Batik Nasional, 2 Oktober. Namun karena ada kesalahpahaman, tempat yang sedianya untuk pameran itu dipakai oleh orang lain. Akhirnya pria berjenggot lancip itu memutuskan untuk menggelar pameran di Solo.

Ia kemudian memilih Studio Madyotaman Artspace sebagai lokasi pengganti pameran agar semua kalangan, termasuk orang awam, bisa melihat lukisannya. Pameran tersebut juga sekaligus untuk mengedukasi masyarakat agar lebih mengetahui berbagai jenis batik.

Agussis mengaku untuk membuat puluhan lukisan itu tidak gampang. Ia antara lain harus memadukan berbagai jenis warna batik ke dalam satu frame kanvas, sehingga secara keseluruhan enak untuk dilihat. “Untuk satu lukisan rata-rata membutuhkan waktu sebulan,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya