SOLOPOS.COM - Salah satu lukisan Dodi Irwandi yang dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl. Sriwedani, Kotabaru. (IST)

Harianjogja.com, JOGJA–Kisah kaum buruh yang harus bekerja keras agar bisa survive menginspirasi sejumlah lukisan karya Dodi Irawadi.

Karya-karya inilah yang coba ditampilkan pelukis asal Bukittinggi, Sumatra Barat itu dalam pameran tunggal bertajuk Teater Hitam Putih di Bentara Budaya Yogyakarta (BBY), Jl. Sriwedani, Kotabaru, mulai 22 November hingga 30 November 2013.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

Pameran ini memamerkan sekitar 20 lukisan yang menggambarkan gesture tubuh pekerja dengan tubuh berpeluh, meregang otot namun tidak lelah bekerja karena sebuah harapan.

Menurut Zuliati, salah satu pengelola BBY, lukisan karya Dodi Irwandi banyak terilhami dari kelas pekerja. Seniman kelahiran 4 September 1974 ini, kata Zuliati, bahkan berbincang dengan para pekerja, sekaligus turut merasakan kesengsaraan buruh saat mereka bekerja.

Dari pengalaman itulah, Dodi kemudian merangkainya menjadi karya seni yang dipamerkan di BBY.

Karya yang dibuat Dodi tergolong unik. Dodi menggunakan kanvas berbahan kain dan plastik berwarna putih sebagai panggung. Sebagai latar kisah, ia menggunakan warna hitam.

Hitam arang dari cat akrilik yang dilapiskan pada kanvas dikupas dengan kecermatan amat detail dan sabar. Sementara, teknik yang dipakai adalah goresan jarum.

Lebih dari 20 judul karya tampil dengan mengusung topik yang seirama. Penjual mainan tradisional, pemecah batu, buruh gendong serta sebuah keluarga adalah narasi utamanya.

“Pameran ini selain ingin menumbuhkan rasa sensibilitas pada diri kita pada sesama, tetapi juga mencoba menorehkan isu-isu yang mulai lenyap kembali dalam konteks masa kini yakni kerakyatan. Isu dan kehidupan rakyat hendaklah menjadi titik usung awal untuk menghadirkan kebijakan negara dalam bidang ekonomi, politik, dan hukum,” kata Zuliati kepada Harian Jogja, Rabu (20/11/2013).

“Dodi adalah seniman yang secara nyata mewadahi sebuah pelajaran hidup yang paling hakiki, bahwa hidup seorang manusia meskipun sering terlihat putih, selalu ada sisi gelap. Kegelapan itu adalah kehidupan, pelajaran, sekaligus puisi,” imbuh Zuliati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya