SOLOPOS.COM - Pameran keris di Benteng Vredeburg. (Istimewa)

Pameran keris di Benteng Vredeburg salah satunya Keris Paku Buwono (PB) VII

Harianjogja.com, JOGJA-Seribuan keris dari berbagai wilayah dipamerkan di Museum Benteng Vredeburg, Rabu (28/10/2015). Pameran keris nasional yang baru pertama kali digelar ini akan berlangsung sampai 1 November mendatang. Namun, tidak semua keris yang dipamerkan bisa dibeli para penghobi keris.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Jangan harap pengunjung bisa menyentuh semua keris yang dipamerkan. Sebagian keris yang dianggap memiliki sejarah dan bernilai seni tinggi hanya bisa disaksikan dibalik kaca. Jangankan menyentuhnya, memotret saja dilarang.

Bahkan beberapa petugas keamanan dari kepolisian dan keamanan berpakaian safari disiagakan di tiap sudut ruangan pameran di lantai II kawasan Benteng Vredeburg. Keamanan tak segan-segan menghardik pengunjung yang berusaha memotret dari jarak dekat.

Keris-keris yang boleh disentuh hanya keris yang dipajang di luar ruangan. Keris itu adalah keris yang masuk katagori keris kamardikan atau keris baru hasil produksi pembuat keris zaman sekarang.

Sementara keris yang dijaga ketat itu merupakan keris yang dinilai memiliki hubungan dengan Kerajaan di masing-masing daerah. Misalnya keris dari Jawa Barat ada keris yang diperkirakan berkaitan langsung dengan Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Cirebon.

“Dalam pameran ini ada 71 jenis keris, kujang dan pedang yang dipamerkan.” kata Kurator dari Jawa Barat, Iskandar Julkarnain di lokasi pameran.

Iskandar mengatakan sebagian besar keris itu tidak diperjualbelikan. Ia mengaku masih beruntung bisa merayu para kolektor untuk memamerkan keris-keris itu di Jogja. Selain keris dari Jawa Barat, juga ada keris dari Bugis, Makassar, Bali, Lombok, Jawa Timur, Madura, dan Sumatera.

Yang menarik di ruang pameran tersebut, ada dua keris yang dipamerkan di tempat khusus. Jika keris-keris lainnya diletakkan di atas meja dan ditutupi kaca. Sementara dua keris itu disimpan di dalam lemari kaca. Pengunjung hanya bisa menyaksikan dua keris itu dari jarak jauh, karena ada tali pengaman di sekitar lemari.
“Itu bukan keris sembarangan.” kata Panitia

Pameran, Sigit Yunarka. Di sekitar lemari kedua keris tersebut terdapat keterangan bahwa keris itu bernama Kanjeng Kyai Ageng Naga Sapto. Satu keris lagi bernama Singo Barong Urubin Dillah. Kedua keris dengan panjang sekitar 37-38 sentimeter itu berlapis emas.

Sigit mengatakan keris Kanjeng Kyai Ageng Naga Sapto merupakan keris yang pernah digunakan oleh Raja Kraton Surakarta ke-VII atau Paku Buwono (PB) VII. Namun Sigit mengakui keterangannya tersebut juga berdasarkan dari penuturan secara turun temurun.

Ia enggan menjelaskan secara detail ciri-ciri bahwa keris itu asli digunakan PB VII dengan alasan khawatir ada pihak-pihak yang berupaya memalsukannya. Namun secara umum ciri fisik dari keris tersebut memilik pamor atau motif Tirta Kencana Rum, deder (handle) dari cendana wangi, mendhak (cincin) dari emas dan berlian, pendhok (selongsong) dari emas, dan wrangka dari ladrang cendana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya