SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

<p><strong>Solopos.com, SOLO</strong> — Pemeran Foto Refleksi Peristiwa Kerusuhan Mei 1998 karya pewarta foto <em>Solopos</em> Sunaryo Haryo Bayu di Monumen Pers Nasional, <a title="Seru! Ada HUT Ke-8 CFD di Agenda Wisata Solo Mei 2018" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180502/489/913696/seru-ada-hut-ke-8-cfd-di-agenda-wisata-solo-mei-2018">Solo</a>, diperpanjang sampai 25 Juni 2018.</p><p>Awalnya, pameran tersebut dijadwalkan hanya berlangsung sepekan mulai 11 Mei hingga 18 Mei 2018. Kepala Monumen Pers Nasional, Yuliarso, menjelaskan penyelengaraan pameran foto diperpanjang karena animo masyarakat begitu besar ingin menyaksikan foto-foto kenangan peristiwa kerusuhan Mei 98 di Kota Bengawan itu.</p><p>Dia menyebut masih ada saja pengunjung yang datang setiap harinya ke Monumen Pers Nasional untuk menyaksikan pameran foto. Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari menjadi salah satu orang yang turut mengapresiasi karya fotografer senior <em>Solopos</em> Sunaryo Haryo Bayu yang ditampilkan dalam Pameran Foto Refleksi Peristiwa Mei 1998 di Monumen Pers Nasional.</p><p>Menurut dia, karya foto yang ditampilkan dalam pameran tersebut mampu menjadi pengingat bahwa <a title="Wisata Solo: Operasional Air Mancur Menari TSTJ Molor Lagi, Ini Penyebabnya" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180417/489/910791/wisata-solo-operasional-air-mancur-menari-tstj-molor-lagi-ini-penyebabnya">Kota Solo </a>&nbsp;pernah terjadi kekacauan yang cukup besar. Kharis merasa puas dengan penyelengaraan pameran foto ini karena banyak juga foto kerusuhan yang ditampilkan, tidak seperti di pameran lain.</p><p>&ldquo;Setelah diberi informasi oleh Pak Yuli kalau ada Pameran Mei ’98, saya langsung bilang saya mau lihat. Begitu melihat foto pertama, langsung keingat bagaimana 98 terjadi karena saya pada waktu itu masih di Solo jadi dosen UMS. Saya saat itu tak bisa keluar karena diblok. Setelah sore kemudian paginya saya keliling Solo melihat sampai mana-mana. Pameran ini berarti bagi saya karena menyuguhkan realita yang tak sempat saya lihat pada 1998,&rdquo; jelas Kharis saat diwawancarai <em>Solopos.com</em> di Monumen Pers Nasional, Kamis (17/5/2018).</p><p>Kharis mengaku tidak pernah mengira <a title="Wisata Solo: SICF Tahun Depan Harus Lebih Menjual" href="http://soloraya.solopos.com/read/20180416/489/910580/wisata-solo-sicf-tahun-depan-harus-lebih-menjual">Kota Solo </a>&nbsp;yang sebelumnya adem ayem bisa porak poranda pada Mei 1998. Aksi bakar membakar dan perusakan terjadi di Kota Bengawan pada saat itu.</p><p>Dia hingga sekarang masih penasaran dengan para pelaku aksi tersebut dan bagaimana cara mereka melakukan pembakaran yang mengakibatkan kerusahan begitu cepat. Kharis berharap dengan adanya pameran foto itu, masyarakat bisa melihat kengerian yang terjadi di Solo 20 tahun lalu.</p><p>Dengan begitu, masyarakat bisa berjuang menjaga kondusivitas. &ldquo;Jangan sampai terulang kembali peristiwa Mei 1998 di Solo karena recovery-nya cukup lama. Peristiwa itu bukan saja menimbulkan korban harta dan jiwa, tapi juga psikis yang cukup sulit disembuhkan. Sampai sekarang pun saya masih teringat," ujar Kharis.</p><p><br /><br /></p>

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya