SOLOPOS.COM - Salah satu peserta pameran batu akik di Hartono Lifestyle Mall Solo Baru, Sukoharjo, Arshavi, menunjukkan koleksi batu bacan yang ia bawa, Rabu (16/3/2016). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Koran Solo)

Pameran batu akik digelar di Hartono Lifestyle Mall Solo Baru, Rabu (16/3/2016)

Solopos.com, SUKOHARJO – Euforia kenaikan harga batu akik pada 2014-2015 telah berakhir. Kini, harga batu-batu itu kembali seperti sedia kala. Hal itu diungkapkan salah satu peserta pameran batu akik di Hartono Lifestyle Mall Solo Baru, Sukoharjo, Arshavi. Menurutnya, harga batu akik pada 2016 sudah kembali seperti tren yang terjadi pada 2012. Namun, dibanding 2012, pasar batu akik pada 2016 lebih baik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Kalau pada 2014 akhir hingga 2015 ada kenaikan harga yang fantastis, itu adalah bonus buat pedagang seperti kami,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (16/3/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

Menurutnya, memang masih ada jenis batu akik yang harganya cenderung naik dari waktu-ke waktu. Meski jenis batu lain kembali normal, harga batu akik jenis bacan, garut, kecubung dan kalimaya cenderung naik.

“Harga batu bacan yang saya bawa berkisar Rp1 juta-Rp100 juta. Batu garut harganya juga sekitar itu, tergantung ukuran dan kualitasnya,” kata pedagang asal Jakarta Barat tersebut.

Ia tak memiliki target omzet khusus selama pameran yang berlangsung Senin-Minggu (14-20/3/2016). Ia hanya berharap bisa mendapat keuntungan sebesar-besarnya sehingga kedatangannya ke Solo Baru tidak sia-sia.

“Saya membawa banyak batu akik. Mungkin lebih dari 200 barang dari berbagai jenis. Selain yang lagi tren tadi, saya juga membawa batu akik lain,” terangnya.

Ia berharap batu akik bisa berjaya lagi. Pasalnya, bisnis itu melibatkan sangat banyak orang seperti penggali batu, penggosok, pengrajin cincin [emban] dll.

“Banyak pihak yang menikmati,” tuturnya.

Peserta pameran lainnya, Sandy, mengatakan saat siang tidak banyak pengunjung yang mendatangi pameran. Keramaian baru dirasakan saat malam. Menurutnya, pedagang harus mengubah variasi batu agar tidak monoton sehingga tren batu akik tidak menurun dari waktu ke waktu.

“Batu yang ditawarkan harus variatif. Selain yang mahal-mahal, batu akik jenis kalsedon dari Pacitan juga banyak dicari pembeli,” terang dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya