SOLOPOS.COM - Terduga pelaku pamer payudara di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulonprogo , Siskaeee saat ditangkap di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/12/2021). (Okezone)

Solopos.com, YOGYAKARTA — Publik dihebohkan dengan aksi perempuan pamer payudara dan kemaluan di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA), Kulonprogo, D.I. Yogyakarta yang viral di media sosial, beberapa hari lalu.

Terduga pelaku pamer payudara tersebut, Siskaeee ditangkap di Bandung, Jawa Barat, Sabtu (4/12/2021).

Promosi Lewat BRInita, Kampung Hijau Kemuning Tangerang Sulap Lahan Jadi Produktif

Nama Siskaeee telah lama beredar di media sosial dengan konten-konten memamerkan area intim tubuhnya. Psikolog Klinis Diah Nutrisiani menyebut aksi Siskaeee sebagai eksibisionis.

“Ekshibisionisme adalah suatu jenis parafilia yang menandai seseorang yang mencari rangsangan atau kepuasan seksual dengan mempertunjukkan dirinya pada korban yang tidak menduga sebelumnya,” ungkap Diah seperti dikutip Okezone, Minggu (5/12/2021).

Namun, dia juga memberi pengecualian pada mereka yang menunjukkan tubuhnya ke orang lain. Sebab, penari bugil profesional juga pada umumnya tidak memenuhi kriteria klinis untuk terdiagnosis mengidap ekshibisionisme, meskipun mereka mungkin mempertontonkan tubuh bagian intim mereka.

Menurutnya, eksibisionisme masuk dalam kategori Diagnositic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), salah satu gangguan mental, dan ini cukup membuat seseorang harus mendapatkan pertolongan.

Sebab, jika kebiasaan ini dibiarkan, bisa saja membuat orang lain trauma dan berakibat jangka panjang.

Baca Juga: Kronologi Penangkapan Siskaeee, Wanita Pamer Genitalia di Bandara YIA 

Secara spesifik, kata dia, eksibisionisme masuk ke dalam kategori DSM V yang mana memiliki ciri khusus yaitu aktivitas berulang, intens, dan terjadi selama 6 bulan.

“Perilaku ini adalah fantasi atau dorongan dan perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan memamerkan alat kelamin kepada orang lain yang tidak dikenalnya. Orang yang bersangkutan bertindak berdasarkan dorongan tersebut, atau dorongan dan fantasi menyebabkan orang tersebut sangat menderita atau mengalami masalah interpersonal,” sambung Diah.

Dia menambahkan, ada hal yang bisa dilakukan saat seseorang mencoba melakukan eksibisionisme kepada orang lain.

“Dianjurkan untuk tidak menunjukkan reaksi terkejut atau takut berlebihan karena itu bisa mendorong pelaku semakin mempertontonkan dirinya. Kemudian, jika memungkinkan saran saya bersikap biasa saja atau menjauh dari si pelaku,” tambah Diah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya