SOLOPOS.COM - Seorang petugas kesehatan bersiap untuk memberi vaksin Covid-19 pada mantan menteri kesehatan Palestina Jawad Tibi di Kota Gaza, Palestina, Senin (22/2/2021). (Antara-Reuters)

Solopos.com, JAKARTA — Otoritas Nasional Palestina membatalkan kesepakatan menerima vaksin Covid-19 dari Israel yang akan segera kedaluwarsa setelah pengiriman awal menunjukkan tanggal kedaluwarsa lebih cepat daripada yang telah disepakati sebelumnya.

Pembatalan penerimaan vaksin Covid-19 itu dikemukakan Kementeri Kesehatan Palestina, Jumat (18/6/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Israel dan Palestina sebelumnya mengumumkan kesepakatan pertukaran vaksin. Di bawah kesepakatan itu, Israel harus mengirim hingga 1,4 juta dosis Pfizer-BioNTech ke Otoritas Palestina, sebagai imbalan untuk menerima sejumlah dosis timbal balik dari PA akhir tahun ini.

Baca Juga: Jangan Ikut Salah Paham soal 5G, Baca Ini!

Dosis itu akan segera kedaluwarsa, kata kantor Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dalam pernyataan yang mengumumkan kesepakatan itu. Otoritas Nasional Palestina mengatakan mereka telah "disetujui untuk mempercepat proses vaksinasi" di Tepi Barat dan Gaza yang diduduki.

"Mereka memberi tahu kami tanggal kedaluwarsa pada Juli atau Agustus, yang akan memungkinkan banyak waktu untuk digunakan," kata Menteri Kesehatan Otoritas Nasional Palestina Mai Alkaila kepada wartawan, Jumat malam.

Nyatanya, kedaluwarsa vaskin itu nyatanya Juni 2021. "Tapi [kedaluwarsanya] ternyata Juni. Itu tidak cukup waktu untuk menggunakannya, jadi kami menolaknya," katanya.

Pemerintahan Tersendiri

Otoritas Nasional Palestina membatalkan kesepakatan karena masalah tanggal, kata seorang juru bicara PA, dan mengembalikan pengiriman paket awal sekitar 90.000 dosis ke Israel.

Kantor Bennett belum menanggapi permintaan komentar. Kelompok-kelompok pembela hak asasi telah mengkritik Israel, yang memimpin pelaksanaan vaksinasi tercepat di dunia, karena tidak berbuat lebih banyak dalam memastikan agar Palestina mendapat pasokan dosis untuk diberikan di Tepi Barat dan Gaza, wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967.

Para pejabat Israel berpendapat bahwa di bawah perjanjian damai Oslo, Kementerian Kesehatan Otoritas Palestina bertanggung jawab untuk memvaksinasi orang-orang di Gaza dan bagian-bagian Tepi Barat, wilayah yang di dalamnya Otoritas Nasional Palestina memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas.

Baca Juga: 33 Mutasi Covid-19 Diidentifikasi di Jakarta

Kesepakatan vaksin adalah salah satu langkah kebijakan awal terhadap Palestina oleh Bennett, yang dilantik pada Minggu (13/6/2021) dan menggantikan pemimpin veteran Benjamin Netanyahu. Sekitar 55% warga Israel yang memenuhi syarat telah divaksinasi sepenuhnya --tingkat cakupan sebagian besar tidak berubah oleh perluasan kelayakan bulan ini untuk memasukkan anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Sekitar 30% warga Palestina yang memenuhi syarat di Tepi Barat dan Gaza,wilayah yang berpenduduk 5,2 juta orang, telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, menurut pejabat Palestina.

Menurut jajak pendapat yang dirilis pada Selasa (15/6/2021) oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina, 40 persen warga Palestina bersedia disuntik vaksin begitu dosis sudah tersedia, sementara 35% mengatakan mereka dan keluarga mereka tidak mau divaksin. Palestina telah menerima dosis vaksin dari Israel, Rusia, China, Uni Emirat Arab, dan inisiatif berbagi vaksin Covax global.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya