SOLOPOS.COM - Ilustrasi vaksin booster untuk nakes. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Pakar patologi klinik UNS Solo, Tonang Dwi Ardiyanto, menyebut pemberian booster vaksin Covid-19 bagi masyarakat penting, namun pelaksanaannya harus bertahap. Pemerintah pusat menyebut pelaksanaan vaksinasi booster bakal dimulai 12 Januari 2022.

Pada Senin (10/1/2022), Badan Pengawas Obat dan Makanan RI (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat lima merek vaksin sebagai booster vaksin Covid-19. Kelimanya, adalah CoronaVac (Sinovac), Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Senin, dr Tonang menyampaikan booster artinya penguatan yang bertujuan menguatkan lagi daya tahan terhadap suatu penyakit. Penentuan kapan perlu booster vaksin Covid-19, menjadi sangat dipengaruhi perkembangan informasi global dan kondisi setempat.

Baca Juga: Vaksinasi Booster Covid-19 Dimulai 12 Januari, Solo Siap?

Ekspedisi Mudik 2024

“Di Indonesia, pada semua vaksin yang digunakan saat ini, antibodi Covid-19 rata-rata mulai menurun 3-4 bulan setelah vaksinasi. Penurunan terjadi relatif signifikan sampai bulan ke 6-8. Setelah itu diduga penurunan lebih kecil atau relatif stabil sampai bulan ke-12,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyampaikan yang belum bisa dijawab adalah pada kadar antibodi berapa vaksin masih signifikan mampu mencegah Covid-19. Bahkan untuk saat ini, pemerintah baru memiliki data antibodi Covid-19 mampu mencegah gejala berat.

Kedua, secara nasional per 8 Januari 2021, sebanyak 42,88% penduduk sudah mendapatkan dosis lengkap. Sedangkan sekitar 19,49% lainnya baru mendapatkan satu dosis.

Baca Juga: DKK Solo: Waspadai Dampak Psikis Anak yang Ketakutan saat Divaksin

Usia 18 Tahun ke Atas

Berarti masih ada sekitar 37,73% penduduk yang sama sekali belum pernah mendapatkan vaksinasi. Namun, antarwilayah terjadi variasi cukup lebar.

“Maka kebijakan booster pemerintah saat ini adalah untuk usia 18 tahun ke atas, minimal enam bulan setelah dosis kedua dan di daerah dengan cakupan vaksinasi 70% penduduk untuk satu dosis dan 60% untuk dosis lengkap,” bebernya.

Pelaksanaan pemberian booster vaksin Covid-19, lanjut dr Tonang, terbagi dua yakni yang menjadi beban pemerintah untuk segmen masyarakat miskin (PBI/penerima bantuan iuran) dan ditanggung mandiri oleh penerima vaksin.

Baca Juga: Hari Pertama, 4.832 Pelajar Solo Usia 6-11 Divaksin Covid-19

Ia meminta ada pemisahan terhadap 37,73% penduduk yang belum pernah mendapat vaksinasi. Mereka tetap menjadi tanggung jawab dan target pemerintah untuk secepatnya divaksinasi. Sedangkan terkait booster vaksin Covid-19, menurut dr Tonang sebaiknya dilakukan secara bertahap.

“Usul saya, untuk booster dalam tanggung jawab pemerintah, dilakukan sesuai urutan atau tahapan vaksinasi awal dulu. Mudahnya berprinsip urut waktunya agar merata jarak terhadap suntikan sebelumnya,” jelas Tonang.

Sedangkan bagi masyarakat di luar PBI, hendaknya tidak perlu tergesa-gesa sampai memaksakan diri. Beberapa laporan memang menyatakan mulai penurunan antibodi. Tapi ada juga laporan-laporan sampai 12 bulan setelah vaksinasi, daya tahan terhadap virus masih ada.

Baca Juga: Sasar 57.000 Anak, Vaksinasi Usia 6-11 Tahun Solo Berlokasi di Sekolah

Booster Mandiri

Artinya, ia meminta warga tidak terlalu memaksakan diri sampai jarak 12 bulan setelah vaksinasi awal dulu, masih ada dasar ilmiahnya untuk baru mulai mendapatkan booster vaksin Covid-19.

“Jangan kemudian juga terjebak beberapa sinyalemen tawaran vaksin berbayar yang tidak jelas sumbernya. Nantinya vaksin berbayar untuk booster bagi kelompok mandiri pun, tentu ada pengaturannya. Tidak berarti dilepas begitu saja oleh pemerintah. Sebaiknya ditunggu dulu, agar jelas pengaturannya, baru mempertimbangkan mulai menjalani booster,” imbuhnya.

Lebih jauh, dr Tonang menyampaikan tingginya daya tahan tubuh seseorang terhadap Covid-19 memang penting. Namun untuk saat ini, masih lebih penting mempercepat tumbuhnya daya tahan pada sebanyak mungkin orang.

Baca Juga: Pakai Data Disdik, Pemkot Solo Siap Kebut Vaksinasi Anak 6-11 Tahun

Herd Immunity atau kekebalan kelompok sebenarnya bermaksud melindungi sebagian masyarakat yang memang tidak dapat divaksinasi karena kondisinya. Misalnya yang sudah sangat renta, ada penyakit tertentu, atau karena sedang dalam terapi penyakit kanker misalnya.

Mereka butuh benteng, yakni orang-orang di sekitarnya yang sudah divaksinasi. “Sambil mempercepat cakupan vaksinasi, program booster dijalankan pelan-pelan. Jangan sampai terbalik, program booster menjadi lebih dipentingkan daripada memvaksinasi 37,73% penduduk yang belum divaksin sama sekali,” tutup Tonang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya