SOLOPOS.COM - Sel virus Corona. (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Mutasi virus corona disebut-sebut jauh lebih menular dibanding virus tipe sebelumnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh pakar epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Syahrizal Syarif dalam rilis tertulisnya yang diterima Solopos.com pada Jumat (5/2/2021).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Kemampuan kita untuk memeriksa terjadinya berbagai skuensial genetik dari virus yang beredar di Indonesia masih terbatas. Kalau Inggris sudah melaporkan puluhan ribu varian ke bank genom. Indonesia melalui Lembaga Molekuler Eijkman baru melaporkan kurang dari
150-an varian virus Covid-19 karena pemeriksaan ini membutuhkan biaya yang mahal," jelas dia.

Baca Juga: Dukung di Rumah Saja, Cuaca Ekstrem Landa Jateng Akhir Pekan Ini

Syahrizal mengatakan mutasi virus corona selama ini umumnya tidak terjadi pada bagian yang penting. Namun mutasi yang terjadi pada bagian tanduk - spike dari virus. Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena virus akan lebih mudah untuk masuk ke sel sasaran sehingga penularannya akan lebih cepat dibanding dengan varian yang lama.

“Hingga hari ini WHO belum mendapat laporan bukti bahwa varian mutasi virus Covid-19 yang baru ini lebih tinggi tingkat keganasannya. Para ahli juga terus meneliti dampak varian baru ini terhadap tingkat perlindungan vaksin," tambah dia.

Baca Juga: Pendirian Pasar Muamalah di Madiun, Ini Faktanya

Protokol Kesehatan Kuncinya

Lebih lanjut, Syahrizal meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan terhadap munculnya mutasi virus corona. Karena pada dasarnya mutasi dapat terjadi di negara manapun.

"Perlu didukung upaya pemerintah untuk meningkatkan kapasitas pemeriksaan sekuensial genetik terhadap virus yang beredar di dalam negeri. Selagi situasi wabah masih fluktuatif dan pemberian vaksin masih terbatas, pencegahan 3M dan menghindari kerumunan serta upaya pemerintah dalam 3T perlu ditingkatkan. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus dilaksanakan lebih ketat dan lebih tegas. Seluruh acara yang berpotensi kerumunan harus dilarang, termasuk acara-acara pernikahan dan kegiatan sosial lainnya,” ujarnya.

Baca Juga: Provinsi & Kabupaten Beda Kebijakan Soal Jateng di Rumah Saja, Pelaku Usaha Pariwisata di Karanganyar Bingung

Menurut Syahrizal saat ini pemerintah harus bisa menurunkan angka kematian, menurunkan beban pelayanan dan biaya pelayanan kesehatan, yaitu dengan cara yang tepat dalam strategi vaksinasi. Upaya mencapai herd immunity baru akan tercapai tahun 2022 sehingga ketersediaan vaksin untuk kelompok lansia dan komorbid perlu dipercepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya