SOLOPOS.COM - Ilustrasi situs Peta untuk memantau sebaran virus corona. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO -- Pakar Matematika Universitas Sebelas Maret atau UNS Solo, Sutanto, memprediksi outbreak atau ledakan pandemi corona di Soloraya akan terjadi pada awal Mei 2020.

Ledakan kasus corona ini dipicu mobilitas warga yang mudik dari zona merah persebaran virus Covid-19 ke Soloraya. Mobilitas ini diprediksi mempercepat outbreak atau peningkatan jumlah kasus secara mendadak.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pemudik memperbanyak laju kontak atau kontak yang terjadi antara orang yang rentan terhadap penyakit dengan orang yang sudah terinfeksi penyakit.

Diperpanjang, Siswa Sekolah Boyolali Belajar di Rumah Hingga 30 April

Sutanto menjelaskan kondisi secara matematis dinamika populasi Covid-19 tersebut menggunakan model SIQR. Penjelasan model ini adalah Susceptible (S) sebagai orang yang sehat yang rentan terinfeksi.

Infected (I) sebagai individu yang terinfeksi, Quarantine (Q) sebagai proses karantina, dan Recovery (R) adalah individu/ kelompok yang telah sembuh dari Covid-19.

S sangat dipengaruhi laju kontak yang digambarkan dengan notasi Beta. Ketika Beta besar seiring dengan aktivitas bertemu, berkerumun, dan event bersama, potensi orang menjadi I juga lebih besar.

Dampak Wabah Corona Sukoharjo: 1 Hotel Tutup Sementara, Lainnya Rumahkan Karyawan

Mereka yang bergerak dari zona merah, meskipun tanpa gejala sudah berpotensi menularkan sehingga bisa mempercepat ledakan jumlah kasus pada pandemi corona ini.

"Ketika mudik dini terjadi, prediksi saya outbreak lebih cepat terjadi yakni sekitar awal Mei,” jelas Sutanto saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/4/2020).

Perbedaan Data

Sutanto menjelaskan alasan prediksi outbreak atau ledakan pandemi corona yang lebih cepat ini. Menurutnya, pemudik ini laju kontaknya cepat. Siapa saja yang ditemui, entah yang dikenal atau tidak berpotensi menularkan penyakit.

"Kalau digambarkan satu titik, titik ini akan saling terhubung satu sama lain karena pertemuan itu," jelas dia.

Pemudik Marah-Marah Saat Pendataan, Wali Kota: Kalau Tak Mau Diatur Jangan Pulang ke Solo!

Untuk menekan Beta dibutuhkan Alfa yakni laju karantina. Namun, persoalannya pendeteksian Beta masih kesulitan karena masih banyak orang berkeliaran sehingga Alfanya belum bisa maksimal.

Ihwal data, Sutanto mengatakan ada perbedaan data versi pemerintah dengan modeling yang dilakukannya. Menurut dia, data yang dipegangnya saat ini lebih tinggi daripada yang dilaporkan oleh tim covid19.go.id.

“Kurva [pasien positif Covid-19] saya sudah naik terus, tapi di mereka [Kemenkes] masih linier. Berarti ada selisih antara data di model dengan data di lapangan,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya