SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengaruh pandemi Covid-19 terhadap Indonesia. (Freepik.com)

Solopos.com, JAKARTA — Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Hermawan Saputra, mengatakan bahwa pandemi Corona di Indonesia bakal berakhir dalam fase hiperendemi. Apa maksudnya?

Hiperendemi adalah suatu keadaan di mana penyakit mewabah lebih lama karena penanganan yang dilakukan belum berhasil menekan penularan. Hermawan Saputra melihat situasi pandemi di Indonesia akan berakhir menjadi hiperendemi karena disebabkan beberapa faktor.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satunya transmisi kasus COVID-19 masih tinggi. Positivity rate rata-rata masih di atas 20 persen, jauh dari standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu 5 persen.

“Iya Indonesia kelihatannya akan mengalami long pandemi,” ungkap Hermawan saat dihubungi Detik.com Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Ini Hlo Ucapan Muhammad Kece yang Bikin Tersandung Kasus Penistaan Agama

Selain itu jumlah tes Covid-19 di Indonesia juga terus menurun. Padahal, tes dan tracing yang masif dibutuhkan untuk menghentikan persebaran virus dan menurunkan risiko penambahan kasus positif.

“Kalau saja pandemi itu akan dicabut oleh WHO setelah mengevaluasi pengaruhnya di dunia di berbagai benua dan negara, Indonesia ya potensial terjadi hiperendemi ya,” sambung Hermawan.

Jika status pandemi Corona di Indonesia berubah menjadi hiperendemi, maka wabah akan bertahan dengan status risiko yang masih tinggi. Apalagi sampai saat ini belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Covid-19.

Baca juga: Ayo Pakai Masker Dobel Agar Tidak Terpapar Covid-19 Varian Delta!

Hermawan juga menyoroti perilaku sejumlah masyarakat yang masih mengabaikan protokol kesehatan. Jika hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan tetap berada dalam kategori negara berisiko tinggi menghadapi Covid-19.

“Kita akan melihat apakah WHO akan mengevaluasi istilah pandemi hingga akhir tahun ini, nah begitu WHO mencabut kata pandemi dari Covid-19 maka yang akan terjadi negara-negara yang belum menyelesaikan persoalan Covid-19 itu menghadapi istilah baru, endemi, penyakit yang bertahan di negara-negara tersebut dengan berbagai faktor dan kemungkinan,” jelas Hermawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya