SOLOPOS.COM - Warga antre mengikuti rapid test Covid-19 di TPU Ngagel, Surabaya, Jawa Timur, Senin (8/6/2020). (Antara/Didik Suhartono)

Solopos.com, JAKARTA — Langkah pemerintah Indonesia mempercepat pembukaan kembali kegiatan ekonomi melalui new normal dinilai tidak tepat, terutama karena kapasitas tes Covid-19 yang rendah. Ini karena Indonesia belum memenuhi syarat WHO untuk menerapkan new normal itu.

Sejumlah daerah resmi melakukan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bahkan Surabaya yang menjadi zona hitam sudah mengakhirinya. Sejumlah pakar kesehatan masyarakat menilai pemerintah belum mampu memenuhi seluruh kriteria yang diwajibkan WHO ihwal pelonggaran PSBB.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Warga Ogah Online, Antrean Mengular di Disdukcapil Solo

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 seharusnya memiliki kapasitas tes laboratorium yang cukup dan memiliki strategi tes yang jelas. WHO mensyaratkan Indonesia memiliki kapasitas 3.500 tes per 1 juta penduduk jika hendak menerapkan new normal di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, kasus positif Covid-19 hingga Senin 8 Juni masih bertambah 847 kasus sehingga total menjadi 32.033 orang. Di sisi lain, kapasitas tes spesimen Covid-19 Indonesia justru turun sebanyak 6.988 pada Senin (8/6/2020).

Pemprov Jateng Izinkan Sekolah Dibuka, Tapi Cuma di 2 Daerah Ini

Angka itu jauh di bawah target Presiden Joko Widodo, dari 10.000 spesimen menjadi 20.000 spesimen per harinya. Dewan Pakar Ikatan Ahli Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra berpendapat fase new normal lebih tepat diterapkan pada pertengahan Juli.

Rendah

Hermawan mengatakan kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia masih terus berlangsung. Sementara itu, dia menerangkan, kapasitas pemeriksaan spesimen dan kemampuan tes Covid-19 per 1 juta penduduk Indonesia masih terbilang rendah.

Truk Tronton Tabrak Motor di Ambarawa, Pengendara Tewas Seketika

“Sementara sekarang ini sebagai fase optimalisasi Pembatasan Sosial Berskala Besar. Seharusnya pemerintah fokus pada pelambatan transmisi,” kata dia melalui pesan suara kepada Bisnis, Senin (8/6/2020).

Di samping itu, dia juga mengatakan, perlu ada transisi kebijakan dan penyiapan infrastruktur yang lebih substantif ihwal kesehatan masyarakat.

Elektabilitas Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil Melejit Saat Covid-19, Anies Turun

Berdasarkan data yang dihimpun dari worldometers.info per Senin, kapasitas tes per 1 juta penduduk di Indonesia terbilang rendah. Angkanya yakni 1.511 berbanding dengan perkiraan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 273.334.499.

Malahan, hingga saat ini, jumlah tes yang berhasil dilakukan oleh pemerintah baru mencapai 412.980 jiwa. Temuan itu juga turut diamini oleh Bappenas.

Baru Sepertiga Syarat Minimal

Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian PPN alias Bappenas Subandi Sardjoko membeberkan kapasitas tes Covid-19 di Indonesia. Menurutnya, kapasitas tes belum memadai untuk memenuhi syarat pelonggaran PSBB.

2 Pegawai Diduga Covid-19, Kantor Disbudpar Surabaya Tutup 2 Pekan

“WHO mengusulkan satu dari 1.000. Bappenas meniru negara dengan jumlah penduduk yang seperti Indonesia adalah Brazil yaitu kita 3.500 per satu juta penduduk. Itu mesti disediakan tesnya,” kata Subandi saat memberi keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (29/5/2020).

Subandi mengatakan jumlah tes minimal yang dibutuhkan Indonesia adalah sekitar 940.000. Sedangkan kapasitas tes Covid-19 Indonesia masih kurang dari sepertiganya. “Dan kita sekarang, per kemarin baru mencapai 290.000 tes jadi belum ada sepertinganya,” kata dia.

Elektabilitas Ganjar Pranowo - Ridwan Kamil Melejit Saat Covid-19, Anies Turun

Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk dari Bappenas, populasi penduduk Indonesia 2020 diperkirakan 271 juta jiwa.

Dengan rasio tes Covid-19 sebanyak 3.500 untuk 1 juta penduduk, maka pemerintah harus melakukan 948.500 tes. Angka itu tiga kali lipat dari capaian sekarang yang diklaim Bapenas sebanyak 290.000 tes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya