SOLOPOS.COM - Karopenmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo (tengah)menyampaikan keterangan pers pengungkapan kasus terorisme di Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta, Kamis (17/10/2019). (Antara - Dhemas Reviyanto)

Solopos.com, JAKARTA -- Pengamat intelijen mengatakan aparat keamanan perlu mewaspadai dua ancaman yang bisa saja mengganggu agenda pelantikan Joko Widodo (Jokowi)-Maruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Ancaman tersebut adalah terorisme dan unjuk rasa.

Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta mengatakan pengamanan yang dilakukan oleh aparat gabungan sudah cukup baik. Kesiapan ini diyakini mampu menghalangi ancaman yang terjadi. Namun aparat tetap perlu mengantisipasi pelbagai potensi tersebut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

"Ancamannya yaitu terorisme dan unjuk rasa. Perlawanannya dengan cara seperti ini. Meski begitu pengamanan cukup baik," katanya saat diskusi Indonesian Public Institute di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).

Tingkat pengamanan ini dapat dilihat dari kerja intelijen di lapangan. Menurutnya saat ini aparat telah menangkap lebih dari 40 orang terkait terorisme yang masuk jaringan Abu Rara, pelaku penusukan terhadap Menkopolhukam Wiranto belum lama ini.

Gagal Dompleng Mujahid 212, Abdul Basith Cs Rancang Kerusuhan Jelang Pelantikan Jokowi

Dia menyebut target para pelaku tersebut diantaranya markas polisi, tempat ibadah, dan aparat kepolisian yang berjaga di jalan. Para pelaku teror juga akan menggunakan berbagai senjata baik bom maupun senjata tajam.

"Kalau kita lihat apakah pelantikan Presiden akan berjalan aman? [jawabannya] Aman. Tapi bagaimana dengan lokasi di luar tempat pelantikan? Itu yang harus diwaspadai. Saya yakin mereka [pelaku teror] di luar Jakarta dan merubah model," terangnya.

Polisi: Abdul Basith Cs Rancang Kerusuhan 24 September di Rumah Soenarko

Selain itu, petugas keamanan perlu mewaspadai pelaku teror seperti lone wolf atau penyerang seorang diri. Mereka biasanya tidak memiliki afiliasi terhadap kelompok teroris manapun seperti dosen nonaktif IPB Abdul Basith. Akan tetapi pergerakan orang-orang ini sulit diprediksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya