Solopos.com, SOLO – Pakar ekonomi UNS Solo, Riwi Sumantya, menyoroti nilai tukar rupiah anjlok akibat pandemi virus corona. Dia amat prihatin melihat nilai tukar rupiah yang melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Saat ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyentuh angka Rp16.000. Hal ini menjadi yang terlemah dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024
Pakar ekonomi UNS Solo itu menilai pelemahan rupiah berdampak terhadap roda perekonomian di Indonesia.
Kisah Dokter Pengungkap Bahaya Covid-19, Kecurigaan Berakhir Penghargaan
Rupiah anjlok tersebut tentu menimbulkan dampak yang berbeda terhadap setiap orang. Salah satunya kenaikan harga barang impor.
“Jika bahan baku atau barang yang didapat merupakan impor, maka akan berdampak pada harga jual. Berarti untuk menutup biaya produksi, maka harga jualnya harus naik,” katanya dalam keterangaan tertulis seperti dilansir Bisnis.com, Sabtu (21/3/2020).
Wali Kota Surabaya: Yang Pacaran Jangan Pegang Tangan Dulu ya Gaes!
Saat harga barang naik, maka hal tersebut akan berdampak pada penurunan daya beli masyarakat. Hal itulah yang pada akhirnya memenngaruhi pergerakan ekonomi.
“Ketika naik, apakah daya beli masyarakat ada? Jika daya beli masyarakat rendah atau bahkan tidak ada, maka barang tersebut tidak laku. Inilah yang akan mempengaruhi pergerakan ekonomi kita,” sambung dia.
Sejumlah Sektor Rugi
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang anjlok juga menyebabkan berbagai sektor mengalami kerugian. Salah satunya yakni sektor yang menggantungkan bahan baku dari luar negeri. Seperti sektor industi manufaktur, farmasi, dan pakan ternak.
Meski demikian, Riwi Sumantya menilai tetap ada beberapa pihak yang juga diuntungkan meski rupiah anjlok. Layaknya pelaku industri mebel dan batu bara yang mengekspor produk ke luar negeri.
Virus Corona Mewabah, Warga AS Malah Panic Buying Senjata Api
Jika kondisi Indonesia terus seperti ini, maka Riwi memprediksi nilai rupiah bisa anjlok jauh di atas Rp16.000.
“Apabila keadaan Indonesia masih seperti ini, Covid-19 belum segera teratasi saya memprediksikan bahwa nilai rupiah bisa melebihi angka Rp16.000 dan itu sudah terbukti hari ini,” tambahnya.
Dia pun mengimbau masyarakat tidak melakkukan aksi gila-gilaan seperti pannic buying dan panic selling agar nilai tukar rupiah tak semakin merosot.