SOLOPOS.COM - Ilustrasi varian Omicron. (JIBI/Bisnis Indonesia)

Solopos.com, SOLO-Pakar Ilmu Kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan BA.2 merupakan subvarian Omicron terbaru yang sedang meningkat di sejumlah negara. Di sejumlah negara, kasus varian baru ini terus meningkat.

“Sekarang sedang banyak dibicarakan tentang BA.2, salah satu jenis varian Omicron,” ujarnya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Direktur Pasca-Sarjana Universitas YARSI itu mengatakan varian Omicron meliputi jenis B.1.1.529, BA.1, BA.2 dan BA.3. “Data GISAID pada 25 Januari 2022 menunjukkan 98,8 persen di antara data yang ada di mereka adalah BA.1, walaupun jumlah negara yang melaporkan BA.2 juga terus makin meningkat,” katanya.

Menurut  Tjandra, berdasarkan laporan sudah mulai ada BA.2 Omicron di Indonesia. Tapi Mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu mendorong agar laporan tersebut dianalisa kemungkinan dampaknya.

Baca Juga: WHO Ungkap Penyebab Varian Omicron Lebih Cepat Menular

“Kita ketahui bahwa BA.2 dikenal sebagai stealth Omicron atau Omicron yang menipu, khususnya karena adanya delesi fenomena S-Gene Target Failure [SGTF],” katanya.

SGTF merupakan salah satu metode yang digunakan Kementerian Kesehatan dalam mendeteksi dini potensi varian Omicron menggunakan reagen sebagai bahan baku tes cepat PCR sebelum dianalisa lebih lanjut dengan metode genom sekuensing. “Sehingga dapat tidak terdeteksi oleh pemeriksaan PCR SGTF yang kini justru mulai diperbanyak di negara kita,” ujarnya.

Meski jumlah kasus varian BA.2 masih amat kecil, kata Tjandra, tapi kalau jumlahnya makin banyak maka bukan tidak mungkin dapat mempengaruhi kebijakan yang perlu diambil dalam upaya pengendalian penyakit.

Baca Juga: Waspada! Gejala Omicron Bisa Bertahan Lama di Tubuh

“Di beberapa negara, varian BA.2 ini makin meningkat, seperti di India, Filipina dan juga mulai ada laporan antara lain dari Denmark, Inggris dan Jerman,” kata Tjandra Yoga Aditama di Jakarta seperti dikutip dari Antara, Jumat (28/1/2022).

Jumlah kasus Omicron di Indonesia juga mengalami peningkatan. Tjandra mengatakan sebanyak 89,1 persen (332.155) dari total 372.680 sampel sekuen yang dilaporkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) dari berbagai negara di dunia hingga Selasa (25/1/2022) adalah Omicron.

Sisanya adalah varian Delta 39.804 sampel sekuen (10,7%), varian Gana 28 sekuen (kurang dari 0.1%), varian Alfa empat sekuen (kurang dari 0.1%), varian lain yaitu Mu dan Lambda yang tergolong dalam Variant of Interest (VoI) sebanyak dua sekuen (kurang dari 0.1%).

Baca Juga: Fakta-Fakta Varian BA.2, Virus Baru yang Disebut Son of Omicron

Sementara itu Kementerian Kesehatan melaporkan kasus konfirmasi nasional hingga Kamis (27/1/2022) berjumlah 8.077 atau naik dari hari sebelumnya yakni 7.010 kasus.  Di dalamnya terdapat tiga provinsi dengan kasus konfirmasi tinggi yakni DKI sebanyak 4.149 kasus dengan 3.920 kasus lokal dan 229 Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), Jawa Barat 1.744 kasus dengan 1.736 kasus lokal dan delapan PPLN, Banten 1.291 kasus dengan 1.272 kasus lokal dan 19 PPLN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya