SOLOPOS.COM - PAKAIAN TRADISIONAL -- Dua model memeragakan contoh busana tradisional kebaya yang akan menjadi busana kerja baru PNS Pemkot Solo. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

PAKAIAN TRADISIONAL -- Dua model memeragakan contoh busana tradisional kebaya yang akan menjadi busana kerja baru PNS Pemkot Solo. (JIBI/SOLOPOS/Burhan Aris Nugraha)

SOLO – Kalangan pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Solo memberikan tanggapan yang bervariasi soal pemakaian busana tradisional Jawa yang akan diberlakukan setiap hari Kamis mulai bulan Februari mendatang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu seorang PNS, Budiman mengatakan mendukung program yang tujuannya untuk nguri-uri budaya Jawa tersebut, asal modelnya dan desainnya menyesuaikan agar tidak menyulitkan dalam menjalankan pekerjaan. “Untuk nguri-uri budaya Jawa ya mestinya memang harus dimulai dari abdi masyarakat sebagai kemudian ditularkan kepada masyarakat. Mungkin awalnya memang akan banyak keluhan, sulit, ribet, repot dan macam-macam keluhan lainnya. Tapi lama-lama pasti akan terbiasa sehingga akan terasa seperti memakai baju biasa,” ujarnya.

Berbeda dengan Budiman, PNS lainnya, Ayu mengaku agak keberatan dengan program pemakaian busana tradisional Jawa sebagai pakaian kerja sepekan sekali itu. Sebagai PNS yang bekerja di lapangan dan tiap hari harus keliling dari kampung ke kampung, dia membayangkan dirinya akan kesulitan ketika memakai kebaya dan kain jarik.

“Okelah kalau tujuannya untuk nguri-uri pakaian tradisi. Tapi kalau untuk pakaian kerja sepekan sekali saya harap itu bisa dipertimbangkan kembali terutama untuk PNS perempuan yang sehari-hari berkeliling seperti saya. Ribet saat harus naik turun motor,” jelasnya.

Di samping itu, alasan keberatan Ayu yang lain karena pakaian itu harus dibeli sendiri. Dari yang diketahuinya, Ayu mengatakan kebaya dan kain itu biasanya harganya mahal. Kalau ada subsidi dari Pemkot mungkin bisa lebih ringan.

Pemkot Solo membuat gebrakan dalam upaya mencegah busana tradisional Jawa dari kepunahan dengan menjadikannya pakaian kerja sepekan sekali. Seperti diperagakan oleh beberapa model di hadapan peserta rapt staf di Balai Tawangarum Kompleks Balaikota, Senin (30/1/2012), pakaian itu terdiri atas kebaya warna putih tulang lengkap dengan kuthu baru yang menandakan ciri khas kebaya Solo dan kain jarik untuk PNS perempuan dan beskap landung, kain jarik dan blangkon untuk PNS laki-laki.

JIBI/SOLOPOS/Suharsih

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya