SOLOPOS.COM - Salah Satu Petani mengambil tanaman kedelai di lahan pertanian di wilayah Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Boyolali, Minggu (16/9/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)


Seorang petani mengambil tanaman kedelai di lahan pertanian di wilayah Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Boyolali, Minggu (16/9/2012). (Septhia Ryanthie/JIBI/SOLOPOS)

BOYOLALI–Sejumlah petani di Desa Tempursari, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, mengeluhkan hasil tanaman kedelai yang tidak memuaskan saat musim panen kali ini. Tanaman tersebut diketahui merupakan benih bantuan dari pemerintah yang disalurkan melalui kelompok tani di desa setempat.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah seorang petani Desa Tempursari, Suranto, 65, mengaku para petani yang mendapatkan bantuan benih kedelai tersebut tidak mengetahui secara pasti penyebab tidak maksimalnya hasil tanaman itu. Menurut dia, selama dikelola petani, tanaman kedelai dapat tumbuh dengan subur.

“Sejauh ini tidak ada hama pengganggu, seperti belalang, ataupun ulat. Tapi hasilnya tidak maksimal, bahkan tahun ini tidak ada buahnya,” ungkap Suranto kepada wartawan, Minggu (16/9/2012).

Menurut Suranto, bantuan benih tersebut dibagikan melalui kelompok tani, setiap patok lahan petani diberi bantuan 20 kilogram (kg) benih kedelai. Untuk mengelola benih tersebut, petani harus mengeluarkan biaya menanam kedelai satu patoknya minimal 15 buruh tani dengan upah rata-rata Rp40.000/orang.  Selain itu masih ada biaya perawatan, seperti obat-obatan maupun pengairan dengan cara menyewa diesel.

Setelah kelangkaan kedelai yang terjadi beberapa waktu lalu, kalangan petani di wilayah itu berharap bantuan benih tersebut akan membuahkan hasil yang menguntungkan. “Seharusnya saat panen, petani dapat meraup untung. Apalagi setelah kedelai langka beberapa waktu lalu, seharusnya harga kedelai bisa tinggi. Harga panen kedele tiap bojok atau delapan kilogram kedele, harganya bisa sampai Rp50.000, dari sebelumnya yang berkisar Rp45.000,” katanya.

Pakan Ternak

Diakuinya pula, bantuan benih kedelai dari pemerintah yang disalurkan lewat kelompok, memang hasilnya tidak maksimal jika dibandingkan dengan benih yang dibuat sendiri atau beli di pasar.
“Kalau hasil panen benih kedelai dari pemerintah biasanya hanya separuhnya,” tuturnya.

Menyusul hasil panen kedelai yang tidak maksimal itu, Suranto mengatakan sebagian petani hanya bisa memanfaatkannya untuk pakan ternak. “Yang tidak punya hewan ternak ya dijual kepada peternak. Tapi harganya memang tidak seberapa,” imbuhnya.

Sementara petani lainnya, Ngadimin, 60, mengaku menanam kedelai dari benih yang disisakannya saat panen tahun sebelumnya. “Hasilnya lumayan bagus, karena benih sendiri kan baru,” tutur Ngadimin.

Dimintai konfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Kabupaten Boyolali, Bambang Purwadi, mengakui pihaknya belum menerima laporan terkait hasil panen tanaman kedelai itu. Pihaknya segera mengecek lebih lanjut terhadap kondisi tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya