SOLOPOS.COM - Pak Ko alias Kocrit. (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN — Pak Ko alias Kocrit merupakan preman yang cukup dikenal di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah sejak 30 tahun terakhir. Selama menjadi preman, Pak Ko mengaku sering berantem dan memenangi duel satu lawan satu saat berhadapan dengan musuh-musuhnya.

Pak Ko mulai menggeluti dunia premanisme sejak 1990. Pak Ko kecil hingga remaja sebenarnya dikenal sebagai sosok yang pintar. Terbukti, Pak Ko pernah duduk di bangku SMA favorit di Klaten. Pak Ko pun pernah duduk di bangku kuliah di Fakultas Hukum (FH) salah satu universitas swasta di Kota Solo.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pak Ko mengaku berasal dari keluarga broken home. Sejak saat itu, Pak Ko jarang pulang ke rumahnya sejak 1990. Pak Ko sering menghabiskan waktunya di jalanan bersama preman-preman lainnya. Pak Ko baru pulang ke rumah sekitar 2002.

Ekspedisi Mudik 2024

Di dunia hitam, Pak Ko memiliki tokoh panutan sekaligus bos atau bandar judi terkenal, yakni Pak Kelik. Dari perkenalan itu, Pak Ko mulai fokus menjadi seorang bandar judi jenis togel.

Diduga Gelandangan, Ibu-Ibu Mager di Jembatan Mungkung Sragen Diangkut Satpol PP

Omzet Pak Ko hingga mencapai Rp80 miliar per hari. Pak Ko pun dikenal menjadi bandar judi kelas kakap di Klaten. Mantan bosnya tersebut banyak menginspirasinya. Mendiang Kelik juga sempat naik haji sebelum akhirnya meninggal dunia.

Sering Berkelahi

Pak Ko mengaku sering berkelahi saat kondang sebagai preman di Klaten. "Di dunia premanisme, saya juga sering berantem. Duel satu lawan satu. Jumlahnya lupa, tapi kalau seratusan ada. Saat duel selalu menang," kata Pak Ko di Kedai Kopi Bima 66 di pojok Alun-alun Klaten, Senin (2/11/2020) malam.

Salah satu musuh bebuyutan yang paling dikenal Pak Ko, yakni Bagong Jaran, warga asli Banyuwangi yang menetap di Klaten. Waktu itu, Pak Ko sempat berduel satu lawan satu.

Rumah Singgah di Sragen Ini Penuhi Hak Anak Pengidap HIV/AIDS

Bagong Jaran membawa sabit, sedangkan Pak Ko membawa kayu atau pentungan. Saat berduel, Pak Ko berhasil mengepruk lawannya hingga tersungkur.

"Dia lawan yang kuat bagi saya. Di luar itu masih ada lagi nama yang pernah berduel dengan saya, di antaranya Karto, lalu ada orang asal Jonggrangan, dan lainnya. Saat ini saya justru berteman baik dengan musuh-musuh saya itu [sebagian sudah meninggal dunia]. Saya ini orangnya tidak seneng usrek. Tapi kalau diwarai, yo wani. Saya pun pernah diculik tiga orang dibawa ke Jonggrangan [dinaikkan mobil jenis colt]. Tapi saya tetap selamat. Saat menjadi preman itu, prinsip saya metu ko omah saya mati [modal nekat dan berani]," kata Pak Ko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya